Lihat ke Halaman Asli

Rudi Handoko

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Petaka El-Real di El-Classico Jilid I

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saya sebenarnya bingung harus berkomentar apa menyaksikan pertandingan El-Classico Liga Primera Spanyol musim 2011-2012 antara Real Madrid versus Barcelona di Santiago Bernabeu dinihari tadi (karena memang bukan komentator profesional, cuma penikmat sajian sepakbola... Hehehehe). Sejatinya saya sangat mengunggulkan Barca, tapi sungguh awalnya saya mengharapkan dapat menonton pertandingan yang seimbang, terutama duel di lini tengah, yang mana baik El-Real maupun Barca memiliki midfielder-midfielder kelas atas, Ozil, Xabi dan Diarra versus Xavi, Iniesta dan Busquets.

Awal babak pertama, belum sempat air-minum terteguk, saya tertegun menyaksikan betapa tensiEl-Classico membuat grogi seorang Victor Valdes, sehingga melakukan blunder memberikan bola secara gratis pada Angel Dimaria yang akhirnya berbuah gol melalui sepakan Benzema ketika pertandingan baru berjalan setengah menit. Lima belas sampai duapuluh menit kemudian, saya malah memprediksi inilah El-Real sesungguhnya, Los Galacticos yang akan menggilas Barca musim ini. Tapi ternyata prediksi saya meleset jauh, sentuhan ajaib Messi yang menggiring bola sebelum memberi assist pada Alexis, kemudian dituntaskan dengan tendangan spektakuler Alexis, akhirnya dapat menyamakan skor. Malah sejak gol tersebut, perlahan Barca mulai tampil dominan. Sepertinya El-Real kembali mengalami krisis kepercayaan diri, sedangkan Barca malah menanjak. Meskipun masih mampu mengimbangi, tapi anak asuh Jose Mourinho kehilangan eksplosifitasnya. Bahkan Ronaldo yang selalu terkenal dengan tendangan geledek jika menghadapi bola-bola set-piece seperti tak bertenaga melakukan tugasnya.

Babak kedua akhirnya menjadi babak petaka bagi El-Real, status Los Galacticos tak mampu mendongkrak kepercayaan diri dan seperti kehilangan stamina serta semangat. Praktis Jugadors Catalan lebih mendominasi dan mengatur ritme permainan melalui lini tengah. Ozil, Xabi dan Diarra seperti kalah kelas berhadapan dengan Xavi, Iniesta dan Busquets. Kekalahan dalam perang penguasaan lini tengah membuat El-Real betul-betul kelimpungan dan hanya mengandalkancounter attack dan aliran bola-bola panjang (long pass). Serangan-serangan El-Real tetap berbahaya, tapi bukan perkara gampang dapat melewati defender-defender tangguh sekelas Bang Puyol, Pique dan Abidal. Malah Pique dan Abidal seringkali terlihat santai mengolah bola di lini pertahanan sebelum mengoper kepada lini tengah mereka.

Petaka benar-benar terjadi melalui serangan sayap yang sebetulnya dapat dimentahkan oleh barisan pertahanan El-Real, tapi apadaya bola malah memilih kaki Xavi, yang dengan sekali sentuhan atau sentuhan pertama langsung menyambar bola. Sepakan keras yang membentur kaki Marcelo malah membuat Casillas mati langkah dan gol. Anak didik Pep Guardiola berbalik unggul memimpin.

Sejak gol kedua ini, benar-benar El-Real dihukum oleh pemain-pemain Barca... Messi, Alves, Iniesta, Cesc dan Alexis bergantian melancarkan serangkaian serangan berbahaya, seperti dibiarkan berkeliaran bebas sampai menusuk kotak terlarang El-Real. Beruntung El-Real memilikigoalkeeper sepiawai Casillas, sehingga banyak penyelamatan-penyelamatan penting yang dilakukannya. Puncaknya, pergerakan Alves yang tak terkawal di sayap kanan, memberikan assistyang cantik bagi Cesc. Gol ketigapun tercipta melalui heading yang sempurna oleh Cesc. Setelah itu, El-Real mulai berusaha bangkit mengejar, Kaka, Khedira dan Higuain masuk menggantikan Ozil, Diarra dan Di Maria, tapi ini tak banyak mengubah permainan, meski beberapa peluang tercipta. Namun malah penguasaan bola semakin dominan dimainkan oleh Barca dan tiki-taka semakin efektif. Xavi dan Iniesta semakin bebas bergerak lincah dengan visi bermain dan skill yang luar biasa, masuknya Villa, Pedro dan Keita menggantikan Cesc, Alexis dan Iniesta tak mengubah banyak pola permainan, Barca tetap dominan.

Aaahhh... El-Classico kali ini kurang greget jadinya. Permainan El-Real tak seperti yang diharapkan. Tapi memang dalam El-Classico kali ini, tampak para punggawa dua tim lebih fair dansportif, meskipun pelanggaran yang dilakukan tetap banyak. So... El-Classico tetap nikmat disantap subuh hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline