Lihat ke Halaman Asli

Wangsit Dari Paris

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sikap PSSI terhadap kasus Diego Michiels bikin gregetan. Dua hari lalu mereka menyurati kepolisian meminta penundaan penahanan Diego. Pemain tim nasional ini sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan di sebuah klab malam. PSSI beralasan, negara membutuhkan Diego karena tim nasional akan berlaga di Piala AFF 25 November nanti.

PSSI semestinya berkaca pada kasus Yann M’Villa. Pemain Tim Nasional Prancis ini baru saja mendapat sanksi berat dari Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) berupa larangan membela tim nasional hingga Juni 2014 nanti. Penyebabnya, M’Villa kepergok sedang dugem di sebuah klab malam di Paris, Oktober lalu. Selain M’Villa, FFF juga memberi skorsing 4 pemain muda lainnya yang ikut dugem. Keempatnya diskorsing hingga 2013.

Sikap tegas FFF ini semestinya menjadi wangsit bagi PSSI untuk menyikapi kasus Diego. Sebab kasus keduanya mirip. M’Villa dan Diego sama-sama ke klab malam tanpa -tentu saja- ijin. Diego bahkan “melangkah” lebih jauh: melakukan penganiayaan. Kelakuan pemain naturalisasi ini, jika terbukti, bukan lagi tindakan indisipliner, tapi sudah kriminil.

PSSI harus memberikan kesempatan pada Diego untuk bersikap sportif dengan tak meminta penangguhan penahanan. Biarkan Diego menyelesaikan masalah yang diciptakannya sendiri. Toh, dia kelayapan ke klab malam tanpa sepengetahuan pelatih. PSSI tak usah ikut campur. Piala AFF sudah di depan mata, konsentrasi tak boleh terbelah.

Alasan negara sedang membutuhkan Diego pun tak tepat. Sebab Pelatih Nil Maizar dalam beberapa kesempatan mengatakan perbedaan kualitas antar pemain tak jauh-jauh amat. FFF pun menjatuhkan sanksi pada M’Villa dan 4 pemain mereka lainnya bukan tanpa resiko. M’Villa bahkan terancam tak bisa tampil di Piala Dunia 2014 nanti. Tapi menegakkan kedisplinan lebih pokok ketimbang mempertahankan seorang pemain.

Diego harus lebih dulu membersihkan namanya (jika memang tak bersalah) atau menebus dulu dosanya (jika terbukti bersalah) sebelum mengenakan kostum tim nasional. Sebab kita tak ingin ada pemain nasional berjiwa preman.

Persoalan Diego sebenarnya tak akan berpolemik jika PSSI memiliki protap yang jelas soal kedisplinan pemain. Harus ada aturan rinci mengenai apa yang boleh dan tak boleh dilakukan para pemain selama pelatihan nasional beserta sanksi-sanksinya. Dengan protap itu, kita tak perlu lagi membuang waktu dalam perdebatan.

_DW_

mampir ya -->> http://rumahangin.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline