Lihat ke Halaman Asli

Gagalnya Waduk Pluit sebagai Solusi Banjir Jakarta

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13895902481008058845

Bila kita mengamati ketinggian air di titik-titik penting jalur air Jakarta, ternyata ada yang aneh. Sesuai pernyataan pihak berwenang, tujuan revitalisasi (pengerukan) Waduk Pluit adalah mengembalikan fungsinya sebagai wadah penampung air dalam mengantisipasi banjir. Dengan diurug, maka kapasitas penampungan air dalam waduk bertambah. Volume air beberapa sungai yang bermuara melewati waduk Pluit dapat ditampung. Hal ini dapat menurunkan ketinggian air di pintu air sungai tersebut, sekaligus menurunkan status siaganya. Namun rencana itu tidaklah semudah kata terucap. Cobalah perhatikan tabel berikut. Pada hari Rabu (08/01/2014),  status di beberapa pintu air didominasi siaga 4, serta status ketinggian air di waduk Pluit siaga 1. Sedangkan pada pagi hari ini (13/01/2014), saat permukaan air di beberapa pintunya bertambah tinggi, namun ketinggian air di waduk Pluit menurun. Aneh tidak? Jika fungsi waduk Pluit adalah wadah penampung air guna mengantisipasi banjir, maka seharusnya statusnya pada pagi hari ini meningkat. Hal ini diperlukan guna menurunkan status siaga di pintu air Karet dan Manggarai, mengingat  air sungai yang melewati kedua pintu air tersebut juga bermuara di waduk Pluit. Nah, sekarang bagaimana Pak? Peta Jalur Air dan Pintu Air Jakarta --- Sumber data: 1, 2, 3




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline