Sebenarnya beberapa waktu yang lalu sempat saya memilih Golput. Alasannya sederhana, yaitu banyaknya kekurangan yang ada di tiap kandidat.
Seiring waktu pandangan itu berubah.
Kadang saya berpikir, "Sekurang-kurangnya orang tua, namun itulah yang terbaik dariNya."
---
Adakalanya saya amati sikap para pendukung masing-masing. Kadang lucu, kadang menyedihkan. Kadang beringas dan haus kemenangan. Meski tak seberapa dampaknya, ternyata hal ini juga turut mempengaruhi saya bersikap.
Saya coba berpikir "cari yang terbaik dari yang terbaik".
Menilai bukan karena track recordnya saja, melainkan dari apa yang (akan/sedang/telah) dilakukan setelah diberi kesempatan.
Saya amati perkembangan demi perkembangan. Debat demi debat. Kampanye demi kampanye tiap kandidat. Baik yang dilakukan tim sukses maupun pendukungnya, baik kampanye hitam maupun putih.
Alhasil pilihan saya jatuh ke Prabowo.
Tentu saja demikian karena judulnya sudah begitu.
---