Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Lebih Dekat Hamparan Kepulauan Seribu ( Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Pari) III

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1403241630830157094

[caption id="attachment_329975" align="aligncenter" width="412" caption="Pari Island-Kepulauan Seribu "][/caption]

Part III ( The End )

Part I  sebelumnya disini

Part II sebelumnya disini

May 30,2014

6.50 am saya sudah berada kembali di Dermaga Utama Pulau Pramuka, beranjak pelan meninggalkan pulau bahari nan kaya ini. Bu Habsah masih sibuk dengan jum’at  paginya, sebagai seorang ibu rumah tangga tiada kegiatan lain yang beliau lakukan selain berbakti sepenuhnya kepada keluarga. Setelah mandi dan berbenah ransel saya segera pamit pada beliau. Mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kebaikan beliau dan keluarga telah mempersilakan saya sejenak bermalam di rumahnya serta tak lupa memberikan buah tangan kenang-kenangan yang saya bawa dari Jakarta. Sedangkan anak-anak Pulau Pramuka kembali ramai dengan persiapan mereka melangkah ke bangku sekolah setelah kemarin dihibur satu hari tanggal merah. Aktivitas masyarakatpun bergerak memulai hari-hari mereka menjalankan berbagai rentetan kehidupan demi terpenuhnya kebutuhan harian dan masa depan.

Sepiring nasi uduk + teh manis hangat memulai stamina saya pagi ini di sebelah dermaga. Setelah semua usai saya segera merapat ke dermaga menunggu kapal dari Pulau Panggang yang akan menuju ke Muara Angke. Eitts,, tapi pagi ini tujuan saya bukan untuk langsung kembali ke Jakarta, terlebih dahulu saya akan mampir ke salah satu pulau lain yang tidak kalah mempesona di Kepulauan Seribu yaitu Pulau Pari. Setelah dari Pulau Pari, siangnya saya baru melanjutkan berlayar kembali ke Muara Angke.

Kapal kayu pagi ini tidak terlalu ramai, hanya dipadati oleh beberapa penduduk lokal yang hendak ke Jakarta, baik itu berbelanja bekal harian maupun para remaja-remaja pulau yang balik menuntut ilmu ke Ibu Kota. Sesekali para remaja tersebut tak sungkan berbagi cerita semangat mereka tersebut kepada saya menemani menit-menit perjalanan saya pagi ini .

Melalui jarak tempuh 30-45 menit kapal pun bersandar di Dermaga Pulau Pari untuk menjemput penumpang yang pagi ini akan beranjak balik ke Muara Angke. Lagi – lagi tidak terlalu ramai. Karena rata – rata para wisatawan beranjak meninggalkan pulau di siang hari sedangkan kapal – kapal yang ke Angke di hari jum’at mereka menetap di sana menanti memberangkatkan luapan wisatawan yang biasanya ramai di waktu weekend (sabtu-minggu).

[caption id="attachment_329976" align="aligncenter" width="392" caption="Memasuki Dermaga Pulau Pari"]

1403241789273055523

[/caption]

[caption id="attachment_329977" align="aligncenter" width="392" caption="Kapal Kayu bersiap untuk turun-naik penumpang "]

14032418651867939126

[/caption]

Saya mempunyai jeda waktu hanya sampai siang ini untuk meng – explore Pulau Pari . Sekitar jam 12.00 saya sudah harus bersiap kembali di dermaga menunggu kapal kepulangan ke Muara Angke. Waktu jeda tersebut tidak saya sia-siakan sedikitpun. Setelah istirahat sejenak, segera saya menuju spot utama yaitu mengunjungi sebuah pantai kebanggaan bahkan icon utama Pulau Pari yaitu Pantai Pasir Perawan (Virgin Beach).

Gowesan sepeda pagi ini kembali menggenjot semangat saya. Menelusuri rentetan rumah-rumah penduduk, bertegur sapa selamat pagi dan melirik ragam homestay-homestay di Pulau Pari. Ayunan sepeda saya berhenti sejenak di SDN Satu Atap Pulau Pari. Memandangi dengan saksama kedisiplinan murid-murid SD tersebut dalam balutan seragam muslim jum’at, berbaris rapi sebelum memasuki kelas. Sejenak senyum lepas saya terurai melihat mereka, mengingatkan saya akan seragam merah-putih dulu ketika menjadi bocah kecil penuntut ilmu seperti mereka.

[caption id="attachment_329978" align="aligncenter" width="412" caption="Potret lingkungan warga Pulau Pari "]

14032419561921194532

[/caption]

[caption id="attachment_329979" align="aligncenter" width="414" caption="Para siswa siap memasuki kelas dengan teratur "]

14032420411968898634

[/caption]

Tersebut lah dahulu kala pantai ini belum pernah dijajaki oleh siapapun, maka dari itu dinamakan Pantai Perawan. Di pantai yang memiliki nama unik ini, para pengunjung bisa menikmati berbagai aktivitas dan kegiatan. Camping, bermain volley pantai, berenang dipinggir pantai, bermain pasir putih atau bermain disekitar pinggiran mangrove. Tarif masuk pengunjung dikenakan 3.500/ orang dan yang ingin pasang tenda dikenakan biaya 10.000/orang. Disebelah kiri setelah gapura Welcome Pantai Perawan berjejer sepeda-sepeda yang diparkir. Untuk masuk ke kawasan inti para pengunjung wajib memarkir sepeda terlebih dahulu demi kenyamanan dan keamaan para pengunjung lainnya. Di kira – kanan pantai berjejer dengan rapi warung-warung makanan yang menyediakan berbagai menu pilihan. Bagi yang akan camping disediakan area khusus yang terletak tidak jauh dari loakasi utama pantai. Semuanya disini tertata rapi, tempat-tempat sampah banyak tersedia di hampir setiap pondok-pondok bambu bagi para pengunjung yang hanya sekadar ingin bersantai dan menikmati sepoi angin laut serta menatap dari kejauhan keindahaan yang disuguhkan oleh Pantai Perawan. Hhmmm, tempat yang sangat bersahabat denga  jiwa.

[caption id="attachment_329980" align="aligncenter" width="412" caption="Ilalang kiri-kanan menyambut Pantai Perawan "]

14032421451029878286

[/caption]

[caption id="attachment_329981" align="aligncenter" width="412" caption="Selamat datang di Pantai Pasir Perawan "]

14032422301271953609

[/caption]

[caption id="attachment_329982" align="aligncenter" width="412" caption="Pantai pasir putih Perawan "]

14032423111114863929

[/caption]

Terpesona akan beragam keindahan yang ditawarkan di Pantai Perawan. Membuat saya ingin lebih berlama-lama disini. Tidur-tiduran di pelataran yang telah disediakan, sambil menatap laut dikejauhan sembari diiringi alunan musik adalah moment yang tak kan pernah terlupakan. Akhirnya saya memutuskan untuk merelax-asi seluruh badan di sini sambil menunggu datangnya siang. Apalagi pagi ini Pantai Perawan masih sepi penumpang, jadilah saya bak seorang putri pemilik pantai nan kaya akan pesona menawan yang menyejukkan mata. Saya biarkan mata terlelap sejenak disini, badan kembali mengisi rongga-rongga sejuknya semilir angin pantai dan inspirasi-inspirasi lain pun saya biarkan masuk memenuhi jiwa raga.

[caption id="attachment_329983" align="aligncenter" width="412" caption="Lokasi camping yang selalu ramai oleh para pecinta alam "]

14032423821554653295

[/caption]

[caption id="attachment_329985" align="aligncenter" width="412" caption="Dipan-dipan untuk bersantai bagi para penunjung "]

14032425291630424220

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline