Lihat ke Halaman Asli

Dari Green Bay-Pantai Mustika dan Berakhir di Pulau Merah

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1421305971284762236

[caption id="attachment_364556" align="aligncenter" width="464" caption="Jalan asri menjelang pintu masuk Taman Nasional Meru Betiri "][/caption]

Taman Nasional Meru Betiri, Green Bay-Teluk Hijau, Pantai Mustika, dan Pantai Pulau Merah



“Berapa bu?”

“ Lima ribu”

Haaa …. Goceng ? Ga salah, nasi kuning, tempe orek, irisan telur dadar, mie, pergedel, dan saudara-saudaranya hanya lima rupiah saja.

Aku sering tertegun ketika beranjak kaki ke timur Pulau Jawa. Makanan komplit bahkan untuk sarapanpun yang terkadang porsinya melebihi porsi biasa di ibu kota, hanya di bandrol dengan harga 5 ribu, atau 10 ribu yang jelas tidak akan melenceng diatas 20 ribu. Sebenarnya aku tidak perlu menunjukkan ekspresi berlebihan seperti ini. Toh sebelumnya dan sebelumnya lagi aku sudah sering berhadapan dengan makanan lamak harga berkawan. Contohnya seperti sarapan pagi harga pertama di St. Pasar Turi. Tepat persis disebelah kanan pintu keluar stasiun itu, ada rentetan rumah makan bersih siap menjamu. Lagi-lagi, menu nasi porsi super, ayam dada, sop 1 mangkok, tempe, sambel, teh manis hanya perlu mengeluarkan 1 lembar uang Sultan Mahmud Badaruddin II dan Tuanku Imam Bonjol. Kala itu, aku berlagak manis ketika mendengar total yang diserahkan si ibu kepadaku. Padahal didalam hati, aku masih terheran-heran dengan harganya yang menurutku sangat tergolong murah jika dibandingkan dikota besar seperti Jakarta.

Pun begitu di Banyuwangi. Berbagai menu kuliner siap memanjakan lidah siapa saja dan tentunya dengan harga yang sangat-sangat-sangat enteng dikantong. Jika diingat makanan termahalku selama di Banyuwangi 5 hari adalah 25.000 rupiah dengan menu ayam kampung pedas lengkap dengan nasi super duper dan acarnya. Ckckckck ….. bisa dikata, jangan pernah khawatir dengan harga makanan di kota festival ini jika ingin benar-benar menikmati kuliner khasnya.

---

Sunday, December 28th 2014

Sama dengan 1 hari sebelumnya, aku dan kelima orang teman seperjalananku memulai petualangan sekitar jam 8 pagi. Tujuan hari ke-dua ini masih berbau dengan taman nasional yang diresmikan pada tahun 1.982 dan dapat diakses baik dari Banyuwangi maupun Kabupaten Jember. Ia lah Taman Nasional Meru Betiri. Menjadi tempat kediaman fauna dan flora juga, meski Meru Betiri memiliki perbedaan yang mendasar dengan Taman Nasional Alas Purwo(link cerita sebelumnya). Jika di TNAP dipenuhi oleh pepohonan-pepohonan yang menjulang tinggi dan sangat identik, tidak demikian dengan TNMB yang masih terlihat seperti hutan biasanya. Namun demikian, siapa sangka. Meru Betiri memiliki sebuah objek wisata andalah yang tidak kalah bersaing dengan G-land.

[caption id="attachment_364559" align="aligncenter" width="453" caption="Green Bay yang identik dengan hijau airnya"]

1421306699538484951

[/caption]

Tersebutlah dia bernama Green Bay, atau Teluk Hijau dalam Bahasa Indonesia atau Telok Ijo dalam penyebutan gaulnya. Inilah dia yang akan aku tandangi dipagi hari ini.

Menuju Teluk Hijau, tarif masuk terlebih dahulu diserahkan menjelang gerbang taman nasional seharga 7.500. Selanjutnya trekking akan siap menanti setelah dari parkiran terakhir kendaraan.

Air laut yang identik berwarna hijau dengan pasir putih yang mempesona, membuat objek yang satu ini selalu ramai didatangi oleh para penikmat alam terutama dihari libur panjang atau weekend. Mencapai lokasi inipun ada 2 cara; menggunakan perahu dari Pantai Rajegwesi atau melalui jalur trekking turunan dengan kemiringan ± 70˚. Dua opsi ini memiliki tantangan tersendiri. Sebagai permulaan, jalur trekking menemani langkah awal.

Jalur trekking menuju Green Bay, menurut saya adalah jalur yang cukup menantang apalagi jika ditempuh kala hujan (musim hujan). Itulah gambaran yang saya dan teman-teman lalui. Jalanan turunan yang sempit, licin dan bahkan pegangan tali disebelah kanan yang disediakan terkadang berebutan dengan para pengunjung yang naik kembali. Maklum saja, surga Banyuwangi yang satu ini terletak dibalik bukit dan butuh perjuangan yang cukup lumayan untuk mendapatinya. Tak urung sesekali temanku mendapati kesulitan mengikuti jalur licin sejauh lebih kurang 30-45 menit ini. So, sangat direkomendasikan berkunjunglah kesini dikala musim kemarau.

[caption id="attachment_364560" align="aligncenter" width="386" caption="Penampakan jalur menuju Teluk Hijau "]

1421306873151681027

[/caption]

Setelah melewati tantangan track, pengunjung tidak langsung sampai di Teluk Hijau. Tetapi terlebih dahulu akan melewatkan sebuah objek lagi yang bernama Pantai Batu. Lokasi ini cukup unik dan sangat sesuai dengan namanya. Pantai yang didominasi 100% bebatuan.

[caption id="attachment_364561" align="aligncenter" width="453" caption="Pantai Batu yang didominasi 100% bebatuan"]

14213069421329805531

[/caption]

[caption id="attachment_364562" align="aligncenter" width="464" caption="Menjelang Green Bay"]

14213070082051828501

[/caption]

Teluk Hijau tidak hanya menawarkan keindahan pantainya yang apik, tapi disisi kanan pantai ini ada sebuah air terjun tawar setinggi 8 meter yang menjadi perpaduan lain bagi para beach lovers.

[caption id="attachment_364563" align="aligncenter" width="464" caption="Green Bay yang memesona mata"]

14213070971238971211

[/caption]

[caption id="attachment_364564" align="aligncenter" width="386" caption="Air terjun disisi kanan"]

14213072561641283732

[/caption]

[caption id="attachment_364565" align="aligncenter" width="464" caption="Bersama teman seperjalanan "]

1421307447953253960

[/caption]

Cukup lama menikmati Green Bay, akhirnya kaki bertolak menuju ke destinasi berikutnya. Dan pilihan untuk kembali adalah menggunakan perahu kecil dengan kapasitas 5-6 orang setelah negosiasi harga Rp 25.000,-untuk 1 orang penumpang selama 8-15 menit.

“ Kita baru dapat info dari komandan, kalo ga bisa nyebrang mb karena ombak gede”

Apa ..... ? Aku terperangat mendengar ucapan salah seorang kru perahu itu. Tidak selang hitungan menit dia memberikan informasi mengejutkan itu. Mas Sigit, teman sekaligus guide yang mengantar aku dan teman-teman sudah terlebih dahulu kembali.

Aku sejenak berusaha tenang, dan memang kala itu cuaca kurang mendukung dan tentunya juga ombak selatan cukup ganas menerpa.

Jujur ... aku kala itu sangat takut.

Tetapi dua orang temanku yang cukup kesulitan untuk mengulangi track diawal, sangat keukeh ingin balik dengan perahu. Dan apalah daya, balik lewat darat pun cukup akan banyak memakan waktu dan tenaga apalagi jalalan becek yang tak berkesudahan.

Disinilah beberapa menit yang sungguh menantang bagi diriku. 10 menit yang membuat dada bergetar, melawan ombak ganas. Aku dan teman-teman sepakat mengambil resiko walaupun sudah diingatkan kalau cuaca sedang tidak bagus. Terlepas dari “permainan” awak perahu, tapi sungguh terlontang-lanting beberapa menit itu membuat hatiku berdebar. Tebing tinggi menjulang indah dan sesekali dihempas ombak disebelah kiri tidak cukup menenangkan hatiku. Ketika pandangan ke kanan ombak dengan lihainya mengayun-ayun perahu kecil ini. Ditambah ucapan salah seorang dari 3 awak perahu itu memerintah, ”Jangan terlalu belok, entar kebalik.”

Oh Tuhan .... maut itu serasa dekat denganku.Sungguh kuasa-Mu sangat besar. Sepenuhnya aku berserah hanya kepada-Mu dan seuntai do’a tiada putus hanya kepada-Mu.

Dan memang, lagi-lagi aku membuktikan untuk sesuatu yang berharga itu memang butuh perjuangan lebih untuk mendapatkannya pun demikian kecakapan Teluk Hijau ini.

[caption id="attachment_364566" align="aligncenter" width="464" caption="Keganasan ombak menantang"]

14213075701996562329

[/caption]

Pantai Mustika

Hari kedua eksplorasi tujuan target sunset sore ini adalah Pantai Pulau Merah. Tapi sebelum beranjak senja ke lokasi tersebut, mampirlah saya terlebih dahulu ke Dusun Pancer Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran. Pantai ini cukup eksotis dan nyaman dikunjungi sore hari. Liukan pohon kelapa, ombak kecil yang sesekali menyapu bibir pantai dan ketenangan yang tak terhingga dapat memanjakan diri bermain air dengan riang di pantai Mustika ini.

[caption id="attachment_364568" align="aligncenter" width="464" caption="Pantai mustika Dusun Pancer Desa Sumberagung "]

1421307677600446930

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline