Lihat ke Halaman Asli

Tahta Alfina

Pembelajar

Damba Sang Waktu

Diperbarui: 13 Juli 2022   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu ketika aku melihat air yang mengalir, diwaktu yang sama aku merasakan waktu yang bergulir, didetik yang sama ku menghirup angin yang berhembus, lalu kupandangi awan yang bergerak, dan kudapati bahwa musim telah berganti. 

Otakku mengarahkanku berfikir tentang semua yang telah terjadi, inilah proses kehidupan, yang membawa setiap orang pada garis takdir dan kodratnya, bisa jadi ia menjadi orang baik untuk dirinya sendiri dan menurut pandangan orang lain, dan di waktu yang bersamaan atau kemudian ia menjadi orang yang jahat untuk dirinya sendiri dan berdampak pada orang lain, 

Diwaktu yang membentang, kulontarkan pernyataan tegas, bahwa tugas pribadi adalah mengingat kembali, bukan hanya memikirkan, tetapi mencari solusi dari setiap persoalan, sebab jika bukan diri ini lalu siapa lagi, jika bukan diriku yang peduli, maka akan mengandalkan siapa lagi?

Waktu yang akan menjawab bagaimana semua akan dimulai dan berakhir, waktu tentu tak kan menunggu sebuah perubahan, ia hanya akan memantau akankah ada perubahan, dan keinginan pada tujuan kebaikan yang didambakan setiap orang, akankah diusahakan, diperjuangkan hingga menjadi suatu kenyataan... 

Mari mengulas lagi tentang hari ini, bahwa hidup adalah tentang hari ini dan esok, bukan kemarin bukan di masa lalu, maka biarkan ia berlalu tanpa menuntut balas hingga waktu yang sekarang bisu kan menjadi saksi, dan diri kan menjadi rumah dan pelindung sejati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline