Persiapan acara dimulai pada siang hari pada tanggal 10 Agustus. Anggota Tim KKN 177 dan panitia yang terdiri dari warga Dusun Krajan berkumpul di lokasi perlombaan untuk memastikan segala sesuatu berjalan lancar. Tim KKN 177 tidak hanya bertugas membantu panitia dalam hal teknis, seperti menyiapkan arena perlombaan dan mendekorasi tempat acara, tetapi juga turut berperan sebagai MC dan pembaca urutan peserta lomba. Keikutsertaan mahasiswa KKN dalam tugas-tugas ini menambah semangat dan antusiasme peserta serta pengunjung yang hadir.
Hari pertama perlombaan dimulai dengan lomba-lomba tradisional yang melibatkan anak-anak dan remaja, yaitu lomba makan biskuit dan sepak bola corong. Suara riuh sorak-sorai penonton terdengar memenuhi area perlombaan, menciptakan suasana yang penuh semangat dan kegembiraan. Peran Tim KKN 177 sebagai MC membuat jalannya acara menjadi lebih teratur dan dinamis. Beberapa dari mereka juga ikut memeriahkan lomba dengan berpartisipasi menjadi peserta lomba sepak bola corong.
Pada hari kedua, perlombaan dilanjutkan dengan dua lomba yang melibatkan anak-anak lagi, yaitu lomba pukul air dan kiw-kiw. Tim KKN 177 tetap aktif membantu panitia dalam mempersiapkan segala kebutuhan teknis. Kehadiran mereka dalam acara ini tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi juga ikut serta kembali menjadi peserta dalam kedua lomba tersebut. Pada hari ini, interaksi antara mahasiswa dan warga semakin erat, terlihat dari canda tawa dan kebersamaan yang tercipta selama lomba berlangsung.
Hari ketiga menjadi puncak dari rangkaian lomba Agustusan dengan diadakannya lomba cipta bumbu rujak yang diikuti oleh ibu-ibu setempat. Lomba ini menjadi daya tarik tersendiri karena menghadirkan kompetisi yang unik dan penuh kreativitas. Tim KKN 177 diberi kepercayaan penuh untuk menjadi juri dalam lomba ini.
Dengan kriteria penilaian yang meliputi rasa, kekompakan tim, dan macam buah yang digunakan, para juri dari Tim KKN 177 melakukan penilaian dengan seksama dan adil. Kehangatan suasana terasa ketika para peserta menerima masukan dan komentar dari para juri dengan senyum dan gelak tawa.
Antusiasme warga dalam mengikuti lomba ini sangat tinggi, terlihat dari persiapan yang matang dan semangat yang mereka tunjukkan selama kompetisi. Selain sebagai ajang untuk menunjukkan kreativitas dalam meracik bumbu rujak, lomba ini juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antar warga. Ibu-ibu yang berpartisipasi dalam lomba ini tidak hanya bersaing, tetapi juga saling berbagi tips dan trik dalam menciptakan bumbu rujak yang lezat dan menggugah selera.
Setelah tiga hari penuh dengan keceriaan dan kegembiraan, rangkaian lomba Agustusan akhirnya berakhir dengan sukses. Acara ini tidak hanya memberikan hiburan bagi warga Dusun Krajan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antara mahasiswa KKN dan masyarakat setempat. Kolaborasi yang terjalin selama kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata dari semangat gotong royong dan kebersamaan yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Tim KKN 177 merasa bangga dapat berkontribusi dalam perayaan kemerdekaan ini. Melalui keterlibatan aktif mereka dalam acara lomba Agustusan, mahasiswa KKN tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga dalam mengorganisir acara, tetapi juga memperoleh pelajaran tentang pentingnya kebersamaan dan saling membantu. Semoga kerjasama yang baik ini dapat terus berlanjut hingga akhir program KKN dan meninggalkan kenangan indah bagi semua pihak yang terlibat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H