Lihat ke Halaman Asli

Queenara

⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃

Ini Cerita tentang Bola

Diperbarui: 1 Agustus 2023   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku sangat tidak menyukai olahraga berbau bola, terutama sepak bola. Mengapa demikian? Padahal dahulu aku anak yang suka main bola.

Ini berawal ketika aku masih kelas 2 SD. Saat itu aku sedang berada di lapangan karena ada mata pelajaran olahraga. Saat aku sedang asik memperhatikan temanku yang sedang menjalani lari rintangan, tiba-tiba aku terhuyung dengan keadaan pipi sebelah kanan memerah. 

Hal itu terjadi karena ada bola sepak yang melayang dengan keras ke arahku dan yang menendang bola tersebut adalah guru kelas 1 SD. Beliau bilang bahwa bola itu ga keras dan ga bikin sakit, tapi nyatanya aku sedang menangis karena pipiku nyeri.

Beranjak satu tahun, berarti aku menduduki bangku kelas 3 SD. Merupakan hal normal jika kita berlalu-lalang di lapangan saat jam istirahat, 'kan? Aku berjalan biasa menyebrangi lapangan karena ingin kembali ke kelas, tapi sebuah bola tenis menghantam mata kananku. Jujur aja rasanya perih dan temanku bilang bagian luar mataku meninggalkan bercak biru keunguan. Ingin menahan tangisan, tapi rasa pedih di mata lebih kuat dan akhirnya air mataku mampu membobol pertahananku, malu sih kalo inget pernah nangis di lapangan.

Pertandingan sepak bola Arema tentu mengundang banyak penonton di Stadion Kanjuruhan dan aku salah satunya kala itu. Awalnya aku merasa senang karena bisa menonton pertandingan itu secara langsung. Kebahagiaan itu langsung terganti dengan rasa kesal yang menumpuk. Suasana stadion menjadi ricuh entah karena apa. Orang-orang yang awalnya duduk manis menikmati pertandingan tiba-tiba mulai melempari sampah botol maupun jajanan ke arah bawah stadion. Lagi dan lagi kepalaku ditimpuk benda. Makin sebel aku sama dunia bola nih.

Kejadian paling baru, aku lagi asyik menikmati cita rasa bakso yang kubeli seharga sepuluh ribu rupiah. Sialnya, kepalaku lagi-lagi dihantam bola dan kali ini adalah bola voli. Aku tersedak kuah bakso yang amat sangat pedes dan pedih. Wah! double sakitnya, udah ketimpuk bola voli, tersedak kuah bakso, siomay dalam mulutku pun jatuh. Memang kurang ajar anak-anak laki nih, mana ga minta maaf.

Sebenarnya masih banyak si alasan aku ga suka bola, tapi cukup sekian saja, terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Sampai jumpa di lain waktu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline