Lihat ke Halaman Asli

rinjani yang masih mendung

ilmu sosial it seksi lo

Pelayan Kesehatan yang Melayani Apa Mau Dilayani

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PELAYAN KESEHATAN YANG MELAYANI APA MAU DI LAYANI

Tadi pagi tepatnya hari rabu jam 09:30  tanggal 4 Januari 2014 saya pergi ke puskesmas terdekat untuk memeriksakan gigi sekalian menambal gigi saya yang berlubang, maklum saya tu orangnya doyan sekali minum kopi yang di temani rokok. Karena saya terlalu sering dan pemakaian jangka panjang terhadap kebiasaan buruk ini, saya terkena penyakit gigi yang mengakibatkan salah satu gigi saya di cabut, dan pada hari ini saya mencoba menambal gigi saya yang berlubang agar nantinya gigi saya yang satunya ini tak di cabut lagi. Ketika sampai di puskesmas saya antri untuk melakukan registrasi, kebetulan bulan ini bulan Desember tentunya banyak sekali orang yang sakit mungkin pengaruh perubahan cuaca yang sebelumnya musim panas sekarang sudah mulai musim hujan, yang mengakibatkan banyak perubahan pada tubuh kita yang kadang tak bisa beradaptasi maka menimbulkan penyakit karena kekurangan daya tahan tubuh.

Sesudah registrasi saya langsung di suruh masuk ke ruangan perawat gigi. Sebelum masuk saya lirik lirik ruangn perawat gigi ini ternyata perawatnya masih ngerumpi dengan rekan kerjanya di puskesmas, tak tahan ingin cepat cepat untuk memeriksa gigi ku saya langsung sajamasuk dan memerikan selembar kertas registrasi yang sudah saya daftar itu. Dan perawat gigi pun mempersilahkan saya untuk naik di tempat pemeriksaan gigi yang telah di pasilitasi oleh pemerintah ini. Ketika naik di bangku periksaan saya di suruh berbaring dan membuka mulut, ketika di cek sang dokterpun berkata mahkota gigi anda masih bagus namun perlu di tambel di dokter gigi spesialis yang membuka praktik. Nah saya bingung ketika mendengar dokter gigi ini mengatakan hal seperti ini dalam logika say, saya ke puskesmas kan untuk menambal gigi, saking penasaran saya bertanya kepada dokter gigi ini, kenapa harus ke tempat praktik buk? Di sini kan peralatanya lengkap sekali.

`               Sang dokter gigi pun berkata, kalo di dokter peraktik gigi alat dan bahan tambal giginya berkualitas tidak seperti yang ada di sini. Bertahan paling lama 3 bulan. Saya semakin bingung dengan perkataanya, dan mulai berfikir yang negatif terkait pelayananya. Apa dokternya yang g bisa, malas, atau memang obat dan bahan tambalnya di proyekkan sehingga membeli bahan tambal gigi yang hanya bisa bertahan selama 3 bulan. Dan tak lama kemudian saya pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline