Lihat ke Halaman Asli

Alex Pandang

Freelance Writer

Rimpuh

Diperbarui: 14 April 2024   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

RIMPUH

Temaram datang bersama gelap, menyerupa bulan yang mati di langit. Daksa mu rebah memeluk kata-kata sunyi yang tak pernah dianggap.

Kau menengadah menatap aksa bintang yang jauh di atas kepala. Bergeming ia tak mengelak, ia paham sejak lama kau telah memerah.

Suara-suara itu menjejal hendak mencabar. Bersikukuh mereka selalu bertengkar tentang mengapa kau merapah. Tak berbalas. Kau kembali mendekap tubuh yang jelampah.

Oh betapa malam yang rimpuh, tertawalah untuk hidup yang memberi banyak derita!

Kupang, 13/4/24




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline