Lihat ke Halaman Asli

Alex Pandang

Freelance Writer

Jangan Terserah

Diperbarui: 20 Mei 2020   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Ketika malam singgah,
Senar-senar sunyi kembali dipetik.
Angin menggebuk. Saat sengaja kau tanyakan arah.

Mengapa kita tak bersayap,
Agar mudah melanglang kesana kemari.
Tolol, bukankah itu doa adalah dua sayap tangguh yang menunggu dikepak.

Harus hati-hati kau mencarinya,
Sebab dahulu sekali ada yang berkata
jiwamu adalah cermin yang bening sementara tubuhmu adalah debu di atasnya.

Kau bergeming serupa jejak-jejak pena
yang telah lama ditinggalkan.
Saat kita terantuk yang tampak hanyalah jejak-jejak kaki sendiri.

Oh tuan, pergilah, bukan mati.
Berpaling saja, jangan terserah.
Barangkali nyanyian malam adalah nada cahaya. Harus kau dengar, Harus kau hormati.

Tak mengapa jika satu dua menit saja.

Kupang, 18 Mei 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline