Lihat ke Halaman Asli

Alex Pandang

Freelance Writer

Puisi | Aku adalah Siang yang Terik

Diperbarui: 16 Mei 2019   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumentasi Pribadi)

Aku adalah siang yang terik.
Seperti kabel-kabel tua yang
menggantung ketika orang-orang
kembali membakar ilalang.

Aku adalah siang yang terik.
Mereka bilang Matahari adalah
jembatan lalu lalang bagi yang
jatuh berulang.

Aku adalah siang yang terik.
Sebab kakiku adalah waktu
juga segumpal asap yang
mengepul berulang.

Aku adalah siang yang terik.
Meja kayu, buku-buku tua,
bahkan jaring laba-laba di sebelahku
adalah sunyi yang jalang.

Aku adalah siang yang terik.
Besok tubuhku mengalami
perulangan. Sementara hari ini
perempuanku pulang.

Kupang, 16/5/19




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline