Lihat ke Halaman Asli

Alex Pandang

Freelance Writer

Tertulis

Diperbarui: 31 Oktober 2018   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Air Terjun Tanggedu, Sumba Timur-NTT, sumber. Google.com)

Lalu aku terhenti pada sebuah tatapan alam yang kian terlupa, sungai-sungai cantik di lereng lereng ini menggoda untuk pulang

Kemudian suara suara sepi berbisik-bisik di tepi telinga membelah pecah satu pesan tua menganga dari jerat kekang

Ajak mereka, yah! ajak mereka sedikit saja menolehe tntang cerita tiang garam yang pernah mengasinkan bumi!

Dimana semesta terlalu sabar untuk menyodorkan jari jariNya menyentuh satu persatu luka sekejap berubah sembuh!

Bukankah kita memang manusia yang kerap berlari mengejar kesendirian meski kebisingan bumi kian laju menghapus kisah kisah tua

Bukankah kita memang terlalu doyan berteman dengan tembok-tembok kota? Ah!, Lagi dan lagi penyakit lupa diri memang tak ada terapinya!

Aku masih beta digoda-goda cantikmu! Semoga abadi!Aku hanyalah anak kecil yang bernyanyi dalam rintih rindu sang alam.

Biar saja orang-orang itu pergi meninggalkan kita semaunya!Setidaknya disini ada dua jalan panjang yang tak sengaja bertemu!

Sebagaimana malam pernah terbuang sia-sia tetap saja ia punya cahaya kecil bernama bintang!

Lalu mengapa kau buta kawan? Apakah hatimu sudah tamat?

Aku meyakini bahwa tertulis tak akan pernah cukup jika tak mampu kau baca!

31/10/2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline