Lihat ke Halaman Asli

Alex Pandang

Freelance Writer

Perahu Tua

Diperbarui: 11 September 2017   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Photo: Pantai Mandorak, Kodi - Sumba Barat Daya - NTT)

~Perahu Tua~


Musim demi musim hilang berjangka
Meninggalkan perahu tua berlabuh tanpa tuan
Diatas bebutiran bebutarin pasir sunyi
Juga melapuknya keberanian atas nama cinta

Tak ada jawab untuk semesta yang hening
Apalagi suara suara sepi dalam sajak
Kecuali satu persatu debur ombak yang pecah
Berhamburan menjilat jilat lalu menghapus beberapa langkah

Tentang dalamnya lautan ataupun pepatah
Yang gigih bergerilya menolak
Patah patah takdir untuk menyerah
Apabila ini adalah rupa rupa mengapung tanpa arah

Ia memang tak pernah tahu, dan ia memang tak mau tahu
Anggap saja ia tak pernah tahu arah untuk tahu diri
Baginya sekujur tubuhnya hanyalah perahu tua
Yang kembali didayung oleh sepasang rindu

Ia tak keberatan jika harus kembali hanyut
Asalkan ia tenggelam pada tatapan kedua bola matamu
Asalkan ia karam pada kelembutan hatimu
Dimana keduanya melelehkan kebekuan tanpa syarat

Kupang, 11/9/17




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline