Keberadaan seorang pemandu wisata (tourist guide) merupakan salah satu faktor yang paling signifikan dalam rantai penyelenggaraan kegiatan kunjungan wisata, terutama dalam menentukan kualitas dari sebuah kunjungan ke destinasi wisata.
Keindahan sebuah destinasi wisata, beragam fasilitas yang didapatkan wisatawan, daya tarik yang ada pada tempat tersebut, idealnya harus ditunjang dengan kehadiran pemandu wisata yang mampu memberikan narasi, interpretasi, dan bimbingan yang baik kepada wisatawan sehingga keseluruhan kunjungan memiliki nilai dan kualitas yang memuaskan.
Dari kacamata definitif, pemandu wisata adalah salah satu profesi di bidang pariwisata yang bertugas mendampingi wisatawan, memberikan petunjuk serta bimbingan kepada wisatawan yang berkunjung ke sebuah tempat/destinasi wisata.
Tentunya tidak cukup hanya sampai disini, faktanya dalam pelaksanaan kegiatan wisata kerapkali seorang pemandu wisata dikondisikan untuk menjadi seorang all-rounder untuk dapat memuaskan wisatawan yang sedang ditanganinya secara kaffah:
- menjadi teman berbicara;
- menjadi pendengar yang baik;
- membantu mempersiapkan konsumsi;
- membantu mengurusi wisatawan usia lanjut;
- menjadi babysitter bagi wisatawan yang membawa anak - anak;
- hingga menjadi sales marketing bagi pusat-pusat penjualan souvenir.
Seringkali penilaian baik atau buruknya kualitas seorang pemandu wisata justru ditentukan oleh hal - hal di luar definisi yang disebutkan di atas, karena menjadi indikator kepedulian secara subjektif dari wisatawan.
Kemampuan Berbahasa dan Komunikasi
Dalam perjalanan pribadi saya selama lebih dari 1 dekade menjadi seorang pemandu wisata, saya seringkali mendapati opini awam bahwa kemampuan berbahasa asing adalah faktor terpenting untuk menjadi seorang pemandu wisata yang baik.
Tidak ada yang salah dari opini tersebut secara umum, namun berdasarkan pengalaman saya pula kemampuan berkomunikasi jauh lebih penting dari sekadar penguasaan bahasa asing.
Kemampuan berkomunikasi dan kemampuan berbahasa sejatinya adalah dua hal yang berbeda. Bahasa dalam kedudukannya adalah alat yang digunakan untuk mendukung komunikasi.