Lihat ke Halaman Asli

Kampanye Edukasi Sosial Begal: Selamatkan Anak Muda dari Begal

Diperbarui: 10 Desember 2024   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi: Sosialisasi edukasi mahasiswa Univeristas Ailrlangga kepada siswa SMA 2 Muhammadiyah Surabaya

Kejahatan begal di Indonesia merupakan salah satu masalah keamanan sosial masyarakat yang sudah lama dihadapi. Begal menurut KBBI adalah penyamun dengan kata lain begal dapat didefinisikan dengan perampasan secara paksa oleh oknum yang tidak bermoral kepada korban dan membuat korban mengalami kerugian. Pada umumnya kasus begal yang ada di Indonesia terjadi dengan melibatkan orang dewasa sebagai korban. Akan tetapi, fenomena yang terjadi pada akhir-akhir ini menempatkan para remaja atau mahasiswa menjadi korban dari kejahatan begal yang terjadi. Hal ini merujuk dari data yang diberikan oleh EMP Pusiknas Bareskrim Polri bahwa sejak awal tahun 2024 hingga 18 mei 2024 kasus begal yang tercatat mencapai 2.097 kasus dan dari 2.097 kasus tersebut terdapat 565 kasus begal yang menjadikan para remaja dan mahasiswa sebagai korbannya.

Sesuai dengan data yang disajikan  bisa dikatakan sejak awal tahun 2024 hingga 18 mei 2024 bahwa lebih dari 100 orang mahasiswa di Indonesia  pada setiap bulannya mengalami pembegalan di jalanan. Hal ini mengkhawatirkan karena remaja dengan usia 17-19 tahun pastinya memiliki pengalaman berkendara yang minim dan tentunya dengan minimnya pengalaman tersebut hampir dapat dipastikan pengetahuan remaja akan gangguan gangguan berkendara di jalan raya pun masih rendah. Fenomena yang ada ini jika tidak dicegah dengan cepat akan membuat dampak yang menjalar keseluruhan aspek, mulai dari keamanan dimana masyarakat akan sulit percaya bahwa adanya keamanan dalam lingkungan yang sering menjadi tempat pembegalan, aspek material dimana pastinya korban akan mengalami kerugian biaya, benda, bahkan kerugian fisik seperti mengalami luka yang serius. Terakhir pastinya aspek psikologis dimana remaja akan merasa tidak aman, gelisah,  bahkan depresi jika tragedi pembegalan yang dialaminya memberikan rasa trauma yang berat. Dari data tersebut diperlukan adanya edukasi kepada para remaja dengan tujuan untuk menyiapkan para remaja agar mengerti tentang apa yang harus dilakukan jika terbegal dan bagaimana cara mencegah begal untuk menyerang diri sendiri.

Mahasiswa Universitas Airlangga telah melaksanakan kegiatan bakti sosial dengan judul "Kampanye Edukasi Sosial Pencegahan Begal Kepada Remaja" dengan tujuan untuk memberikan edukasi pendidikan kepada para remaja SMA untuk menyiapkan para remaja agar lebih peka terhadap masalah sosial yang terjadi dan masalah sosial ini banyak melibatkan mereka sebagai korbannya. Kegiatan sosialisasi edukasi begal ini diselenggarakan pada hari Jumat, 15 November 2024 di SMA 2 Muhammadiyah Surabaya. Keterlibatan para siswa sangatlah penting dalam sosialisasi ini karena sesuai dengan tujuan adanya project adalah untuk memberikan edukasi kepada para remaja agar ketika mereka menginjak usia legal untuk berkendara maka pengetahuan mereka tentang bahaya di jalanan dan bagaimana cara menanganinya meningkat. Sejatinya,  kita tidak dapat mencegah seseorang menjadi pelaku banyak faktor yang menghendaki seseorang untuk melakukan perbuatan begal. Mulai dari faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor internal diri seseorang pun menentukan. Dengan demikian, para mahasiswa Universitas Airlangga  sebagai mahasiswa agen perubahan harus menyalurkan aspirasi kepedulian tentang bahaya begal kepada para remaja siswa SMA agar mereka siap berkendara jika sudah memasuki usia legal.

Dalam project ini para mahasiswa tidak hanya mengandalkan sosialisasi saja sebagai akses penyebaran edukasi tetapi para mahasiswa pun membuat video edukasi pendek dengan tujuan adanya durasi pendek tersebut membuat para anak muda tidak mudah bosan dan para remaja pun dapat menyerap informasi dari video tersebut secara maksimal. Video edukasi ini mencakup bagaimana cara kita menjaga diri dari begal meliputi, hindari berkendara di daerah yang sepi, tidak menggunakan perhiasan yang mencolok, dan hindari berkendara di malam hari. Video edukasi ini diunggah di sosial media.  Para mahasiswa ini memandang dengan adanya akses teknologi yang cepat dimana penyebaran informasi terjadi secara cepat harus dimanfaatkan untuk menjangkau sasaran informasi lebih luas. Video edukasi begal ini diunggah di sosial media berupa instagram dan tiktok. Para mahasiswa berpandangan dua sosial media ini adalah sosial media yang paling dapat menjangkau lapisan anak anak remaja. Hal ini menjadikan dua sosial media ini menjadi pilihan yang tepat untuk mengunggah video edukasi tersebut.

Perkembangan fenomena begal yang melibatkan remaja pasti mengkhawatirkan banyak pihak. Kejahatan ini harusnya ditangani dengan cepat dan efektif. Dalam menangani fenomena tersebut diperlukannya kerjasama tidak hanya aparat penegak hukum tetapi juga seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa. Sebagai agen perubahan sudah seharusnya mahasiswa dapat memposisikan dirinya sebagai pionir pergerakan masyarakat dalam rangka menjaga kestabilan dan keamanan masyarakat. Dengan demikian, peran masyarakat sipil termasuk mahasiswa penting untuk kita menangani permasalahan begal yang mengalami peningkatan.

https://www.instagram.com/reel/DCXzKhgNSKw/?igsh=MWszcWIwc2N4dnFyMw==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline