Lihat ke Halaman Asli

Galih Satria H

Belajar menulis

Kehilangan Bidadari

Diperbarui: 7 Maret 2016   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Tama, aku pemuda umur 23 th.Aku sering menjadi bahan bercandaan teman-teman karena pada usia tersebut aku belum memiliki pacar.Jangankan pacar,gebetan pun tak ada.Saking baiknya teman-temanku,mereka mencoba menjodohkanku dengan beberapa cewek kenalan mereka.Tapi tak ada satu pun yang mampu membuatku merasakan cinta.Hingga akhirnya teman-temanku menyerah untuk mencarikan pacar untukku.

Sebetulnya aku bukan tipe cowok yang pemilih,tapi aku hanya lebih selektif saja.Disisi lain aku orangnya pendiam,ditambah lagi aku punya alis yang membuat cewek kadang takut untuk ku dekati.Aku kadang iri dengan teman-temanku yang masing-masing sudah memiliki pacar.Bayangin aja ketika lagi kumpul,mereka membawa pacarnya masing-masing,sedangkan aku sendirian.

Singkat cerita,ketika aku sedang mengendarai sepeda motor,aku melihat seorang gadis berjilbab sedang berjalan sendirian.Dia nampak kebingungan.Malam itu jalanan sepi,ditambah lagi lampu penerangan jalan yang remang-remang.Karena khawatir dengan keselamatan gadis tersebut,aku mencoba memberanikan diri untuk memberinya tumpangan,setidaknya sampai jalan yang ramai dilewati kendaraan.

"Mbak..mbak mau kemana malam-malam sendirian jalan kaki?ini jalan sepi mbak.."tanyaku dengan sopan.Dia kaget dan sedikit menjauh dari aku,mungkin dia takut kalau aku orang jahat.

"Tenang mbak...aku bukan orang jahat,aku alumni kampus itu yang ada diseberang jalan."kataku sambil menunjukkan KTP dan kartu tanda mahasiswa.Si mbak mengambil KTPku dan membacanya,kemudian mengembalikannya ke aku.

"Maaf dik..tadi mbak habis ke kos an temen,tapi kemaleman sehingga mbak gak ada yang jemput.Mbak jalan sendirian deh.."jawabnya.

"oalaaah...kenalin mbak,aku Tama..."kataku sambil mengulurkan tangan."Aisyah.."kata dia sambil tersenyum.

"Rumahnya mana Mbak..mari nebeng saya saja...saya antar sampai rumah."tanyaku.

"Rumahku deket kok,di selatan stadion"jawabnya.

Kemudian aku memberikan helm agar dia pakai.Kami berdua meluncur ke daerah stadion.Di perjalanan kami asyik mengobrol.Hingga akhirnya sampailah di stadion.

"Rumahnya mana mbak?ini dah sampai stadion"tanyaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline