Lihat ke Halaman Asli

Andika Dian Saputra

Mahasiswa Industri Pariwisata UPI

Perilaku Konsumtif yang Terus Meningkat

Diperbarui: 16 Maret 2023   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perilaku konsumtif oleh Micheile Henderson via Unsplash

Menyelesaikan satu pekerjaan menjadi lebih cepat juga efisien seiring dengan berkembangnya zaman yang membawa teknologi baru. Hidup manusia menjadi lebih mudah. Namun,  apakah perkembangan zaman selalu berarti baik bagi manusia? muncul kecenderungan konsumtif sebagai dampak dari berkembangnya zaman. Dunia yang saling terhubung  memudahkan manusia untuk melihat sisi dunia yang lainnya. Hal ini menimbulkan keinginan-keinginan yang kadang tidak masuk akal khususnya dari generasi muda untuk mencoba, meniru, dan juga memiliki hal yang sama dengan trend yang muncul setiap harinya.

Arti dari konsumtif adalah menghabiskan dan membelanjakan uang tanpa dipikirkan matang-matang dalam aspek kebutuhannya. Secara spontan uang dikeluarkan demi mendapatkan hal yang terlintas di kepala. Dalam KBBI, kata 'konsumtif' berarti bersifat konsumsi, yaitu hanya memakai dan tidak menghasilkan sendiri.

Konsumsi Masyarakat Tumbuh 5,51% pada TW II 2022 | Sumber: Viva Budi Kusnandar via Katadata

Perilaku konsumtif sendiri berkembang pesat karena internet dan online shop yang menjamur, hal ini menjadi latar belakang pendukung utama dalam berkembangnya sifat konsumtif. Internet hadir sebagai penghubung yang mempermudah transaksi. Internet memudahkan konsumen untuk memesan segala hal dengan satu klik. Dengan besarnya voucher dan diskon yang menggiurkan serta munculnya pinjaman kredit secara online hanya memperburuk situasi dan membuat konsumen di Indonesia semakin konsumtif. Tak jarang pinjaman online ini melilit para konsumen dengan bunga pembayaran yang besar, hal ini banyak terjadi karena konsumen meminjam uang tanpa perhitungan panjang dan hanya terdorong oleh urgensi untuk memiliki satu hal yang di inginkan secara instan dengan cara apapun.

Internet tidak menjadi satu-satunya alasan dari sifat konsumtif. Ada juga hal pendukung lainnya seperti lingkungan dan pergaulan. Lingkungan yang berisi orang-orang konsumtif cenderung mempengaruhi satu sama lain menjadi lebih konsumtif. Seseorang yang masuk ke lingkungan tersebut akan mengikuti gaya dan penampilan maupun hal lain agar dia tidak merasa tertinggal dan tidak memiliki validasi di kelompok tersebut.

Akibat dari perilaku ini cukup fatal, terlebih untuk beberapa kalangan seperti kelas bawah dan juga anak muda yang belum berpenghasilan. Satu hal utama yang terdampak secara langsung adalah keuangan. Keuangan yang telah diatur dan terarah sedemikian mungkin bisa hancur begitu saja karena terlalu banyak mengeluarkan uang diluar aturan yang telah di-setting, sehingga uang cepat habis tanpa tujuan yang jelas, misalnya mengikuti tren yang tidak ada akhirnya. Kondisi ini akan fatal apabila mempengaruhi satu generasi karena ia akan menurunkannya ke generasi selanjutnya. Hal ini menjadikan masyarakat khususnya anak mufa menjadi sosok yang individualistis juga haus akan validasi orang lain.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa alangkah baiknya bagi masyarakat khususnya anak muda untuk mencoba mengontrol diri sendiri dan membuat rencana keuangan supaya uang yang masuk dan keluar dapat lebih teratur. Kebiasaan baik akan menghasilkan hasil yang baik, dengan rencana keuangan yang sehat, sifat konsumtif dapat ditekan dan berhenti memberikan pengaruh buruk secara kantong dan juga gaya hidup.

Referensi dan sumber daya: 

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/08/konsumsi-masyarakat-tumbuh-551-pada-tw-ii-2022

https://jurnalkampus.ulm.ac.id/2022/05/09/budaya-konsumtif-di-kalangan-generasi-muda/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline