Lihat ke Halaman Asli

Penonton Naik Panggung

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa yang terjadi dengan Pemerintah Republik Indonesia hari ini tidak serta merta menjadikan lawan politik pada pemilu lalu akan dapat berbuat lebih baik dari apa yang terjadi hari ini, jadi tidaklah bijak mengkomentari, mengkritik, bahkan mendiskreditkan dengan embel-embel dan motivasi-motivasi yang tidak objektif.

kelemahan kita sebagai bangsa adalah kita senang menjadi kelompok-kelompok dari pada bersatu untuk kemajuan bersama, hal itu-pun masih diiringi lagi dengan prasangka buruk dan sentimen yang tinggi terhadap isu-isu yang sering tidak bertanggungjawab. demokrasi sering kali kita maknai sebagai tren, sesuatu yang sedang diminati orang banyak, bukan sesuatu yang telah dikaji dan dipahami lebih mendalam.

kelemahan kita saat ini adalah terbukanya arena untuk bersuara dengan tingkat tanggungjawab yang rendah dan samar, sementara itu banyak kapal-kapal berseliuran yang bisa ditumpangi untuk kepentingan tren dan ego-ego popular dari masing-masing individu, yang tanpa sadar telah lebih dulu di tunggangi kepentingan dan tujuan licik lain.

Panggung sejatinya hanya untuk para lakon pertunjukan bukan kemudian dipanjat penonton lantas berlagak seperti lakon dan merasa bisa melakonkan. yang harus dilakukan bangsa ini hanya, antri, antri menunggu saat tepat dan layak sehingga kita matang dan mampu bertanggungjawab atas setiap tindak tanduk.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline