Lihat ke Halaman Asli

Duka Anak

Diperbarui: 13 Oktober 2015   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DUKA ANAK

Oleh: Wahyu Bobi Handoko Lubis

Pakar Pendidikan, Etnomusicolog/Antropologi Tari Consultan

Penggiat Budaya Pesisir/Penikmat Masalah Sosial Budaya

Peneliti Madya Di Departemen Antropologi USU&UI

 

 

Belum lagi usai penyelesaian kabut asap yang berkepanjangan dunia anak dikejutkan oleh pembunuhan sadis korban dimasukkan dalam kardus, ada Fedofilia (pencabulan dibawah umur) dan lain lain. dengan beragam motif yang jadi korban disini tidak lain adalah anak&istri merupakan perhiasan dunia harus ditempatkan pada Especeally Box. guna mengisi tonggak bangsa dimasa yang akan datang. saat ini negara kita darurat perlindungan anak lalu apa yang bisa kita lakukan sedari dini untuk mengatasi hal itu .

 

ANAK JANGAN DILIHAT DARI MATA MASA KINI MELAINKAN MATA MASA DEPAN

 Anak merupakan tunas bangsa yang harus dirawat dengan sepenuh hati yaitu dengan memberikan makanan yang sehat, memebrikannya sekolah yang baik serta menikahkannya apabila sudah dewasa hal ini siapa yang memeberinya? sudah pasti orang tua hanya keduanyalah yang membentuk pribadi Sosial&Psikology untuk menjadi apa yang dikehendaki bersama terkait dengan itu saya masih ingat sewaktu dibangku kuliah satu Teory Tabularasa yang bunyinya:’’anak ibarat kertas putih lalu penalah yang menggoreskan dengan tinta emas atau hitam’’., sudut pandang kita terhadap anak masih saja dibatasi pakem kuno mengapa demikian, mungkin saja orang tua memiliki beban Psikonomi atau hutang hidup yang masih menumpuk belum terbayarkan oleh pekerjaan yang hanya menggaji dengan recehan rupiah,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline