Lihat ke Halaman Asli

Terima Kasih, Buya!

Diperbarui: 20 Oktober 2015   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebentar lagi Masa purna bakti Bupati Kabupaten Sumenep Dr.KH. Abuya Busyro Karim, M.Si akan segala usai. Bupati Sumenep yang populer dipanggil Buya ini dilantik pada tanggal 25 Oktober 2010 menggantikan KH. Ramdlan Siraj. Dengan visi misi SUPER MANTAP-Nya, kepemimpinan Buya selama menjabat Bupati Sumenep sudah ada hasilnya walaupun belum sempurna 100 persen. Hal ini bisa di lihat dari berbagai macam prestasi yang telah diperoleh Kabupaten Sumenep baik ditingkat Regional, Nasional maupun di dunia Internasional.

Salah satu keberhasilan Buya dari Program Kesehatan yaitu menggratiskan pelayanan kesehatan di Puskesmas bagi seluruh warga Sumenep, termasuk pemberian gratis obat-obatan bagi pasien. hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas bisa di rasakan oleh masyarakat.

Selain itu, keberhasilan Buya mengoperasikan kembali Bandara Trunojoyo menjadi kebangaan tersendiri bagi masyarakat Sumenep. Lapangan Terbang yang sudah puluhan tahun tidak bisa beroperasi kini sudah bisa digunakan untuk penerbangan perintis jurusan Sumenep-Surabaya dan Sumenep-Jember. Pengoberasian ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat selama ini.

Buya juga telah berhasil memainkan peran penting dan menonjol dalam kancah politik Nasional dan komunitas global. Sikap Buya yang tenang, hati-hati, cermat dan terukur, menempatkan Kabupaten Sumenep semakin dikenal bahkan sampai dunia Internasional. Terakhir Buya menerima undangan dari United Nations Public Service Award (UNPSA) di Kolombia untuk presentasi tentang kreatifitas dan inovasi bidang program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).

Pelayanan PATEN sendiri merupakan bentuk kebijakan Buya dengan menyerahkan 8 kebijakan Bupati kepada Camat untuk lebih mendekatkan dan memudahkan pelayaan bagi masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu repot harus ke Kabupaten untuk mengurus berbagai administrasi, seperti perijinan.

Sebelumnya Pada tahun 2012 Buya bersama 18 kepala daerah lainnya mengikuti program xcecutive education course on transforming leaders di Kampus Harvard University Amerika Serikat. Peserta program ini dipilih dari kepala daerah yang berhasil menerapkan ilmunya dari hasil orientasi kepemimpinan dan penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Prestasi ini tentu tidak hanya membawa harum nama Sumenep di kancah Internasional, akan tetapi juga memperlihatkan kepada kita bahwa perhatian Bupati terhadap pelayanan publik tidak hanya sebatas janji belaka.

Ada empat persoalan besar yag harus di maksimalkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep yaitu di bidang kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Karena keempatnya bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Kalau melihat dari Program Unggulan Buya untuk Periode Berikutnya 2015-2020 yaitu Peningkatan Kualitas Pendidikan, Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Gratis, Mencetak 5000 Wirausahawan Muda, Peningkatan Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Peningkatan dan Percepatan Pembangunan Inftrastruktur Wilayah Kepulauan sangat menyentuh langsung terhadap masyarakat dan saya yakin program-program tersebut bisa menjawab persoalan sebagaimana yang disebutkan di atas.

Sebagai bagian dari masyarakat kelas menengah, saya mengucapkan terimakasih kepada Buya yang telah meluangkan waktu,tenaga dan fikirannya untuk mengabdikan diri kepada Sumenep. Tentu masih banyak kekurangan di sana sini yang perlu di evaluasi dan d itingkatkan lagi pada periode berikutnya (Semoga Allah Mentakdirkan beliau).

Ada satu hal yang saya kagumi dari sosok Buya. yaitu produktifitasnya dalam berkarya. Sudah tak di ragukan lagi kalau Buya itu adalah seorang Kiai Politik yang Akademis. Di negeri ini, sangat jarang ada kepala Daerah yang aktif menulis. Kalaupun ada masih bisa dihitung dengan jari. Salah satunya Bupati Sumenep ini yang memang sejak dulu  memiliki kegemaran menuangkan ide dan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Hingga pada akhirnya Buya dinobatkan sebagai tokoh literasi oleh PWI Jawa TImur. Ini sebuah penghargaan yang layak diberikan kepadanya. Meski saya yakin beliau menulis bukan karena ingin mendapatkan penghargaan.

Tak hanya itu, Buya juga di kenal sebagai pemimpin yang sabar, selalu menahan diri untuk tidak terpancing dengan tunduk dan tekanan yang ada. Buya sabar walau selalu dicaci maki oleh orang yang merasa paling pintar, paling bisa, paling pandai dan orang-orang yang tidak suka sama Buya. santun dalam perkataan dan perbuatan tanpa terbawa emosi telah menjadi karakter dan gaya kepemimpinannya. Sikap buya yang khrismatik, lemah lembut, dan bijaksana menjadi teladan yang akan terukir dalam sejarah perjalanan Sumenep. Dan ini tidak akan terlupakan.

Oleh karena itu, saya haturkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas segala kerja keras dan pengabdian Buya yang tulus selama ini. Insya Allah, Sumenep ingin dan kembali menunggu amanah Buya di Periode berikutnya jika memang Allah berkehendak. Jadikan momentum kepemimpinan Buya selama ini sebagai langkah awal perjuangan utk kemakmuran Sumenep selanjutnya. Terima kasih sudah menjadikan Sumenep menjadi seperti sekarang ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline