Hari Film Nasional adalah peringatan hari film di Indonesia yang jatuh pada setiap tanggal 30 Maret, disamakan dengan hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa (1950) yang disutradarai oleh Usmar Ismail.
Bertepatan dengan peringatan Hari Film Nasional, prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan acara screening dan pertemuan dengan sutradara film dokumenter berjudul Aroma of Heaven, yang berlangsung secara offline dan online. Secara khusus, Mas Budi Kurniawan selaku sutradara film dokumenter Aroma of Heaven turun langsung ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk mengikuti acara ini.
Setelah menonton film Aroma of Heaven yang disutradarai oleh Budi Kurniawan, kita akan menyadari bahwa masih banyak hal tentang kopi yang belum sepenuhnya tergali, seperti sejarah, proses produksi dan makna budaya kopi. Saat ini, kopi bukan lagi sekadar komoditas, tetapi budaya yang bermakna tetapi sedikit diketahui dan kurang dikenal.
Kemudian dari segi budaya, kopi pada dasarnya terkait dengan tradisi masyarakat setempat. Kopi merupakan media ekspresi budaya dan mewakili karakter masyarakat tempat kopi tumbuh dan berkembang. Di beberapa daerah, ada ritual yang menjadi bagian dari budaya minum kopi.
Seperti judul fimnya yang berbicara tentang warisan kopi Jawa, sang sutradara berhasil menyisipkan hal-hal yang dapat mengkritik pemerintah yang dimana kualitas kopi Indonesia yang bagus diekspor sedangkan rakyat hanya menikmati kopi dengan kualitas yang 'biasa'.
Isu yang akan diangkat adalah tentang sustainability bagaimana keberlanjutan kopi Jawa? Lahirlah petani-petani muda di Jawa yang akan melanjutkan legacy sekaligus menjaga sustainability.
Banyaknya jenis kopi yang ada tidak bisa dikatakan mana yang lebih enak atau tidak enak, semua tergantung oleh selera masing-masing penikmat kopi. Semua kopi memiliki karakter seperti halnya manusia yang memiliki keunggulan tersendiri. Saat produksi, film ini memilih narasumber yang sangat mengerti dengan kopi seperti petani kopi.
Mas Budi mengatakan, kita harus memilih narasumber yang bisa mendukung isi cerita dari film dokumenter yang akan kita angkat. selain itu Mas Tobon selaku dosen Ilmu Komunikasi juga menambahkan bahwa dalam film dokumenter kita harus men-highlight cerita utama narasumber serta ditambahkan bumbu drama supaya memiliki punchline.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H