Lihat ke Halaman Asli

Proses Mediasi dalam Film The Outpost (2020)

Diperbarui: 22 November 2021   02:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: cinemags.co.id

Film the outpost yang rilis pada tahun 2020 ini, berlatar belakang di Afganistan, film garapan Amerika Serikat ini,  berdasar atas kisah nyata pertempuran antara 54 tentara Amerika Serikat  melawan para pemberontak Taliban. 

Para tentara Amerika Serikat yang telah sampai di Markas yang berada di tengah pegunungan di Afganistan, merekapun merasa jika posisi camp mereka sangat tidak menguntungkan, karena berada di lembah gunung, sehingga memungkinkan untuk dapat diserang oleh Taliban dari berbagai penjuru. Namun hal tersebut tidak dapat dihindari, karena itu adalah sebuah putusan dari atas, dimana prinsip dari seorang tentara adalah untuk mematuhi perintah dari atasannya atau pimpinannya.

Pada hari pertama para tentara Amerika Serikat sampai di camp, merekapun disambut dengan hujan peluru yang berasal dari para pemberontak Taliban, sehingga mereka harus segera siaga dan melawan serangan peluru dari Taliban, sehingga saling tembak pun terjadi beberapa saat. 

Karena kian hari merasa posisi mereka kian tersudut karena serangan dari Taliban, dan juga hubungan degan penduduk lokal yang kurang akrab, membuat Kapten Keating mengatakan kepada para tentara yang lain bahwa dengan menjalin hubungan yang baik dengan para warga lokal, maka mereka juga akan aman selama bertugas disana.

Setelah serangan dari Taliban pada pagi hari, kemudian kapten Keating mengetahui dari peluru yang menyerang mereka bahwa jenisnya adalah sama dengan peluru yang dimiliki oleh senjata warga lokal, disinilah kita diperlihatkan proses mediasi pertama dalam film The Outpost ini, yaitu mediasi antara Kapten Keating dengan Ketua dari warga lokal tersebut, dimana dalam prosesnya juga dikelilingi oleh beberapa tentara Amerika dan seorang penerjemah, serta para warga lokal yang juga sedang memegang senjatanya bersiaga.

Kapten Keating memulai mediasi dengan bernego kepada Ketua warga lokal untuk menyerahkan senjatanya, karena ia menemukan bahwa warga lokal juga menyerang tentara Amerika, dijelaskan oleh Kapten Keating, bahwa kedatangan mereka disana untuk menjaga warga lokal dari pasukan Taliban, sehingga mereka harus bersatu, tidak menyakiti satu sama lain. 

Ketegangan pun mulai terlihat pada saat mediasi, ketika ketua warga masih enggan untuk menurunkan senjatanya, namun dengan bujukan serta penjelasan yang terus dilakukan oleh Kapten Keating, akhirnya warga lokal pun mau untuk menyerahkan senjatanya, dengan janji bahwa tentara Amerika akan memberikan kompensasi atas senjata mereka yang diserahkan.

Mediasi pertama yang dilakukan pada film itu pun usai dengan putusan saling menguntungkan, dari pihak warga lokal juga diuntungkan karena mendapat kompensasi, dan untuk Tentara Amerika Serikat juga diuntungkan karena menjalin hubungan baik dengan warga lokal, dan tidak lagi akan mendapat serangan dari warga lokal, karena senjata mereka telah ada pada Tentara Amerika. 

Teman-teman semua dapat perhatikan bahwa dalam mediasi, dalam mendiskusikan suatu permasalahan, yang mana sebenarnya diinginkan sebuah putusan dengan menjunjung tinggi keadilan bagi kedua belah pihak, harus saling mengerti dan menurunkan ego masing-masing, serta saling berkorban. 

Karena dengan itu baru kita akan mendapatkan utusan dengan keadilan untuk semua pihak. Kemampuan para pihak yang bermediasi pun sangat diperlukan, tentunya dengan cara ia bicara, cara membujuk, dan memberikan penawaran-penawaran yang nantinya dapat menggoyahkan ego pihak lawannya, maka mediasi pun akan berjalan dengan lancer dan menghasilkan kesepakatan yang baik untuk semua pihak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline