Lihat ke Halaman Asli

Ketika "Jalan" Menjadi Persoalan

Diperbarui: 20 Februari 2018   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jalan menjadi persoalan? 

Bila terdengar kata "jalan" idealnya adalah alur yang mengantarkan pada suatu tujuan. Begitu halnya dengan jalan raya berarti suatu (j)alur yang berukuran besar yang dapat dipakai secara massal untuk menuju suatu tujuan/tempat. Konotasi lainnya, "jalan" adalah suatu yang dapat ditempuh seseorang untuk meraih suatu kepentingan(solusi).

Lain halnya dinegeri ini, jalan sering menjadi kendala dan masalah. Ada jalan saja jadi masalah, apalagi tidak ada jalan akan lebih bermasalah. Lucu bin aneh.

Jalan bagus mulus di "polisi tiduri", jalan rusak "ditanami", gak ada jalan "bingung sendiri", perbaikan dan pembangunan jalan "dibisnisi". Kacau ya? Belum lagi efek jalan yaitu kecelakaan, macet, terhambatnya pembangunan infrastuktur dll yang mengkambing hitamkan "jalan".

Banyak hal yang bisa menjadi masalah, jika terus dipermasalahkan. Bahkan "jalan" sekalipun yang memiliki konotasi "solusi" busa jadi "masalah". Hal ini akan terus menjadi masalah jika ditangani oleh orang-orang bermasalah, niat yang salah, dan dengan cara-cara yang salah.

Kapan kita bangkit? Kapan kita maju? Kapan kita bersatu? Jawablah sendiri... tapi yakinlah bahwa itu akan kita raih jika ada setitik keinginan untuk berubah. Berubah dari hal kecil, hal sederhana, dan sekarang juga. Dan perubahan yang hakiki dampaknya adalah perubahan yang mendasar dan menyeluruh. Perubahan yang menyentuh hingga tataran ideologi. Dan ideologi terbaik adalah ideologi islam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline