Lihat ke Halaman Asli

Kharina Dewi

Selamat membaca , semoga bermanfaat.

Antara Aku dan Bumiku

Diperbarui: 4 Februari 2020   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Nampaknya aku mulai tua. Apakah manusia yang menginjakkan kaki dan hidup di sini memahami ku atau tidak ya?" mungkin jika bumi bisa berbicara , dia akan berbicara seperti itu dan bahkan bumi akan protes kepada makhluk yang punya akal yang hidup dibumi ini.

Kemarau panjang tanpa air beberapa bulan lalu sudah dirasakan. Musim sudah tidak bisa lagi ditebak seperti dulu yang masih bisa tau kapan akan kemarau dan kapan akan adanya musim hujan. Sadar tidak sadar baik secara langsung maupun tidak langsung , manusia merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan adanya perubahan iklim.

Manusia di Indonesia lebih suka mengendarai kendaraan pribadinya dari pada untuk menaiki kendaraan umum , padahal salah satu penyebab dari perubahan iklim itu terjadi karena banyaknya asap kendaraan , karena bahan bakar yang digunakan tersebut mengandung banyaknya polusi kimia termasuk CO2. Sampah dibuang sembarangan , yang akhirnya sampah menjadi busuk dan akan mengandung gas metan. Gas CFC dari penggunaan kulkas dapat menciptakan kondisi efek rumah kaca yang 10 ribu kali lebih buruk dari gas CO2.

Salah satu dampak negatif dari perubahan iklim adalah menurunnya kualitas dan kuantitas dari air. Menurut data dari World Wide Fund for Nature (WWF) , air di Indonesia sudah ditahap yang dapat disebut kritis ,  terbukti dari sungai yang kondisinya tercemar mencapai 82 persen dari 550 sungai yang tersebar di seluruh Indonesia dengan tingkat pencemaran yang tinggi tersebut membuat air tidak layak untuk dikonsumsi.

Khawatir pasti dirasakan. Namun semua bisa dicegah dan bisa kita benahi. Peduli terhadap daur ulang sampah , mengurangi sampah plastik contohnya seperti plastik tempat belanja digantikan dengan tote bag atau keranjang , penggunaan sedotan plastik digantikan dengan sedotan stainless atau sedotan lain yang bisa digunakan lagi setelah dicuci , para wanita mencoba mengganti penggunaan pembalut menjadi menstrual cup.

Sebaiknya meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi dengan lebih sering untuk menaiki kendaraan umum , bersepeda ataupun berjalan kaki. Memperhatikan kehijauan lingkungan dengan menanam pohon dengan cara perawatan yang benar , kemudian mencoba untuk menanam triliunan pohon untuk melindungi dan memulihkan hutan tropis dan juga lebih memperhatikan alih fungsi lahan. Kerja sama antara pemerintah dan rakyatnya juga diperlukan dalam mengatasi perubahan iklim ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline