Lihat ke Halaman Asli

Pengendalian Hama dan Upaya Meningkatkan Mutu Kelompok Tani Kakao

Diperbarui: 11 April 2019   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki kekayaan alamnya. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris karena kebanyakan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Tidak hanya disektor pertanian saja, mereka juga bekerja di sektor perkebunan. Salah satu komoditas unggul di perkebunan yaitu kakao. Kakao memiliki peran yang cukup penting bagi perekonomian indonesia. perkebunan kakao ini merupakan salah satu penyedia lapangan kerja, dan sumber pendapatan bagi negara. Namun, beberapa permasalahan masih banyak dialami oleh petani kakao di Indonesia. Masalah yang dihadapi perkebunan kakao yaitu adalah adanya serangan hama yang mengakibatkan menurunnya mutu kakao dan turunnya pendapatan petani kakao.

Jenis hama yang sering menyerang tanaman kakao adalah hama penggerek buah, penggerek batang / cabang, serta penghisap buah Helopeltis sp. Hama ini menyebabkan buah kakao matang sebelum waktunya, biji berwarna kehitaman dan menempel satu sama lain, berukuran kecil. Selama ini petani kakao mengendalikan hama tersebut secara sederhana. Penggunaan pestisida kimia pun jarang dilakukan karena harganya yang mahal. Pengendalian yang bisa dilakukan untuk membasmi hama ini yaitu dengan jamur antagonis sebagai agensia hayati pengendali hama. Diantaranya adalah jamur entomopatogen Beauveria bassiana.

Apabila terkena hama, jamur ini dapat menyebabkan penyakit terhadap hama tersebut sehingga populasi hama dapat berkurang. Masalah yang lain adalah pendapatan petani yang kurang karena mereka belum menerapkan teknologi pasca panen yang benar. Biji kakao yang sudah dipanen sebenarnya bisa dioleh dahulu dengan proses fermentasi sebelum dijual karena harga jual biji kakao setelah diolah memiliki harga jual yang lebih tinggi. Fermentasi ini bertujuan agar terbentuk citarasa yang khas, pengurangan rasa pahit dan perbaikan bentuk fisik biji. Hal ini dapat menjadikan konsumen lebih tertarik dengan produk kakao tersebut.  Semua penanganan tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu dari biji kakao supaya petani memperoleh pendapatan maksimal dan dilkaukan dengan semacam pelatihan/pendampingan dan penyuluhan dan terus menerus untuk menambah pengetahuan dan wawasan petani.

Keunggulan dari penggunaan entomopatogen Beauveria bassiana yaitu dapat mengurangi pencemaran lingkungan, aman bagi manusia dan tumbuhan, serta tidak menimbulkan kekebalan bagi hama. Sedangkan kekurangan dari penggunaan jamur ini adalah penurunan virulensi akibat produksi secara massal pada media alami. Kelebihan dari fermentasi biji kakao yaitu untuk meningkatkan mutu biji tersebut supaya memiliki citarasa khas tersendiri dan kekurangan dari proses ini yaitu memerlukan waktu yang lebih untuk dapat menjualnya ke pasar.

Penanggulangan hama yang tidak berbahaya ada baiknya dengan menggunakan pengendalian hayati berupa jamur entomopatogen Beauveria bassiana karena tidak menimbulkan efek bagi manusia dan lingkuangan. Dan untuk meningkatkan mutu dari biji kakao tersendiri dengan melakukan proses fermentasi setelah panen. Hal ini juga dapat meningkatkan pendapatan petani karena biji kakao yang telah difermentasi memiliki harga jual yang lebih tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline