Lihat ke Halaman Asli

RIKA

Mahasiswa

Antusias Warga Desa Candiwatu : Mahasiswa UNTAG Surabaya Kenalkan Alat Perangkap Nyamuk Otomatis Berbasis Aduino

Diperbarui: 18 Januari 2025   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengujian perangkap nyamuk otomatis di Waroeng Desa Bucan di desa Candiwatu kecamatan Pacet Mojokerto.

Mojokerto, 16 Januari 2025 – Warga Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Mojokerto, menunjukkan antusiasme yang besar saat mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya memperkenalkan inovasi alat perangkap nyamuk otomatis berbasis Arduino. Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melibatkan kolaborasi dengan mitra lokal, Waroeng Desa Bucan, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup warga setempat.

Alat perangkap nyamuk ini dirancang menggunakan teknologi sederhana namun efektif, menggabungkan Arduino sebagai pengendali utama dan sensor DHT11 untuk memantau suhu dan kelembapan. Parameter ini sangat penting karena nyamuk berkembang biak dalam kondisi lingkungan tertentu. Alat ini akan secara otomatis aktif saat kondisi mendukung, menarik nyamuk menggunakan cahaya dan kipas, lalu menjeratnya ke dalam wadah tertutup.

Mahasiswa UNTAG bekerjasama dengan Mitra dari Waroeng Desa Bucan.

Mitra lokal, Waroeng Desa Bucan, mendukung program ini dengan menyediakan fasilitas pelatihan dan promosi kepada masyarakat. Dalam sesi pelatihan, mahasiswa UNTAG tidak hanya menjelaskan cara kerja alat, tetapi juga memberikan panduan merakit dan merawatnya secara mandiri. “Kami berharap teknologi ini dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat untuk menekan populasi nyamuk, terutama di musim penghujan,” ujar salah satu mahasiswa.

Warga Desa Candiwatu menyambut baik inisiatif ini, terutama karena alat tersebut menawarkan solusi yang aman dan ramah lingkungan. “Selama ini kami sering menggunakan obat nyamuk kimia yang kadang berbahaya bagi anak-anak. Alat ini sangat membantu dan lebih aman,” kata Joko, salah satu warga. Beberapa warga bahkan mengusulkan pengembangan alat agar dapat digunakan di area yang lebih luas, seperti kebun atau kandang ternak.

Program ini menjadi bukti sinergi antara perguruan tinggi, mitra lokal, dan masyarakat dalam menciptakan solusi berbasis teknologi. Keberhasilan pengenalan alat perangkap nyamuk ini diharapkan dapat menjadi model pengabdian masyarakat yang berkelanjutan di daerah lain. Selain itu, kolaborasi dengan Waroeng Desa Bucan menjadi contoh bagaimana pelaku usaha lokal dapat berperan aktif dalam mendukung inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Mahasiswa UNTAG Surabaya berharap kegiatan ini membawa dampak positif jangka panjang bagi warga Desa Candiwatu. Dengan alat perangkap nyamuk otomatis berbasis Arduino, masyarakat kini memiliki solusi praktis untuk mengurangi risiko penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah. Semangat warga dan dukungan mitra lokal menunjukkan bahwa kerja sama yang baik dapat membawa perubahan nyata di tingkat desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline