Lihat ke Halaman Asli

Aymara Ramdani

Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Narkopian Berkemping Ceria di Suaka Elang Bogor

Diperbarui: 30 Juli 2018   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Piknik adalah kesenangan dan kenikmatan. Walau kebahagiaan berbeda dengan kesenangan. Tapi kesenangan bisa berubah arah menjadi kebahagiaan, ketika kesenangan yang kita dapatkan itu tak lepas dari campur tangan Tuhan untuk selalu bersyukur, apapun kejadian yang kita terima. Hampir semua orang menyamakan antara kesenangan dan kebahagiaan. Dan bagi sebagian orang, ada yang mengatakan bahwa piknik juga membuat kesenangan kita. Terutama piknik bareng teman seperjalanan terlebih bersama keluarga.

Piknik atau yang sering saya sebut sebagai traveling, sekarang ini begitu fenomenal, kenapa? Karena hampir semua destinasi wisata yang ada selalu penuh, ramai dan menggeliat. Efeknya adalah menguntungkan bagi ekonomi lokal. Dan konsuekwensi logisnya adalah, perubahan kultur dari masyarakat setempat. Suku Baduy di Banten misalnya. Itu semua merupakan imbas dari begitu fenomenalnya arus piknik dari kota ke desa (tempat-tempat destinasi wisata)

Nah, berkait dengan efek ekonomi bagi masyarakat sekitar itu, sejatinya memperoleh manfaat dengan wajar dan tidak menggetok harga yang justru membuat konsumen atau para pengunjung merasa kapok dan justru, itu merugikan daerah wisata itu sendiri.  Dan ada baiknya juga tempat wisata itu di buat dan diajarkan cara-cara yang ramah terhadap para pengunjung. Baik yang hendak menginap atau hanya bermain saja.

Ada pengalaman yang ngga sreg,atau kurang menyenangkan ketika kami hendak piknik ke Perkempingan Suaka Elang Loji Bogor. Sebaiknya para operator parkiran disana, bersikap ramah dengan bahasa yang sopan dan wajah yang teduh, walau memang pada saat kami tiba, jam sudah menunjukkan pukul 12.30 lewat. Lagi panas-panasnya boiyyy. Para operator parkir itu begitu menunjukka tampang seramnya dengan gambar di sekujur tubuhnya, membuat kawan kami (dian bungsuw) langsung lemas seperti tak ada tulang. Hahahah. Bahasa yang digunakanpun cenderung keras dan seperti psy war kepada kami para pengunjung. Hanya itu saja sih masukan dari kami.

Jalan dari parkiran menuju lokasi camping ground siang itu, cukup membuat kawan kami (Faisal)  engap dan berisitirahat cukup lama di sebuah rumah terakhir di desa itu. Sebats kami habiskan untuk selanjutkan kami lanjutkan perjalanan menuju hutan pinus nan Asri. Sekarang jalan menuju ke lokasi semangkin panas, dan berbatu. Setelah kita lewati kali dan batuan besar, jalan ebgitu curam dan membuat nafas kami engap lagi. Namun setelah kita lewati jembatan, serangan panas sudah tidak ada berganti dengan medan menanjak. Sau langkah, dua langkah, kami kuatkan untuk terus melangkah. Tak berapa lama kami tiba di pos pendaftaran. Dan disini kami istirahat sejenak. Mengumpulma tenaga-tenaga yang ada untuk mencari lokasi nenda kami. Di pos pendaftaran ini kita, (pengunjung) dikenakan biaya Rp 20.000,- untuk menginap dan Rp 10.000,- untuk hanya sekadar melihat dan berfoto atau menuju air terjun (Curug Cibadak). Istirahat selesai, pendaftaran beres, kami lanjutkan hnting lokasi nenda.

dokpri

Kami disambut jejeran pinus yang begitu indah, teduh dan tenda-tenda yang lain sudah berserak diantara rimbunnya pinus itu. Aku lihat sekelompok tenda dengan anak-anaknya sedang bercengkrama di halam tenda mereka. Sedaaaap, kawan n buat kalian yang sudah berkeluarga dan punya anak kecil, u have to try this at ur life. Karena piknik mengenalkan alam sedari kecil membawa pengaruh besar kepada anak-anak dikemudian hari. Biarkan hawa dingin merayapi kulitnya yang halus. Biarkan mata meraka melihat dengan leluasa semesta ini yang begitu besar. Biarkan telinga mereka mendengarkan suara-suara alam nan merdu, walau terkadang suara-suara manusia yang berisik menggangu juga. Biarlah keseimbangan alam yang mengajarinya.

dokpri

dokpri

Tak lama berjalan dari pos pendaftaran, kami sudah menemukan tempat untuk tidur  kami mala mini. Masih dengan jejeran pinus-pinus view yang akan menjadi halaman kami. Dan alas tidur yang kami tiduri nanti adalah daun-daun pinus berbentuk seperti lidi, tapi pendek-pendek dan lembut, membuat tidur kami empuk dan nyaman, tidak seperti di Pasar bubrah Gunung Merapi, halagh masih falsh back aj, mboiyy.qiqiqiq. sebelum mendirikan tenda kami keluarkan kompor dan nesting untuk narkopian. Srupuuut. Kopi Piala yang kami coba siang menjelang sore itu. Srupuuuuut.

dokpri

Segera kami dirikan tenda, santai dan begitu cekatan paisal dala mendirikan tenda, Bungsuw dan Indro membantu dengan sigap, heuhuheu. Beres. Kami leyeh-leyeh sekarang. Menu kami hari ini dan besok begitu beragam dan mewah kawan. Bakwan, pisang goreng, jengkol goreng, Sop Iga, nutrijel, indomei ngga ketinggalan, biarlah orang bilang kek anak kost-an.qiiqiq. bungsuw begitu semangat dalam mencacah kol, daun bawang dan bawang, cabe dan bumbu dapur lainnya. Tara....bakwan siap, mentas di piring habis dalam hitungan menit. Faisal sekarang ini adalah chef nasi liwet yang mumpuni, noted ya liwet, bukan lieur. LIWET. Disamping videographer dan editor video sekarang sudah akan membuka nasi  liwet ala Faisal. Amiiin Pukul  19.00 Agan Prima tiba, karena dia nyusul dari Depok sekira abis maghrib untuk bergabung bersama kami. Bertambah lagi suasana narkopian di malam itu.

dokpri

dokpri

Bahasan singkat kami di temani narkopian pada malam itu adalah bagaiaman mengerikannya berita hoax dan coment-coment di media sosial kita. Tahukan kelian hai penyebar hoax dan yang berkomentar tidak pada tenpatnya, kelian sudah membuat secara sadar ataupun tidak, memori otak-otak kami terganggu. Sudahlah kalian yang suka menyebar hoax dan coment-comen ngga pada tempatnya berlakulah seperti layaknya manusia. Dan ini satu lagi, hai para penggiat film di Indonesia, buatlah film yang menghibur karena ide kelian di bahas juga dalam sruputan kopi kami. Kami membahas Atun yang besar itu kejepit Tanjidor. Hahaha bungsuw begitu gembira ketika membahas itu, tawanya begitu bahagia. Kami (para penikmat alam ataupun traveler) mungkin bisa menjadi sebuah laboratorium mini untuk dijadikan referensi mengenai informasi yang up to date.

Terakhir, sebelum menutup catatan perjalanan ini saya kutipkan tulisan Pak Haidar Bagir

Salah satu tip untuk tetap dapat merasakan ketenangan dan kedamaian di tengah-tengah kesibukan dan ketergesaan kehidupan modern adalah dengan terus menyediakan momen-momen hening dalam kehidupan kita sehari-hari... Mendekatkan diri kepada Tuhan juga bisa dilakukan dengan menikmati pemandangan alam semesta, samudra yang luas, panorama alam seperti pegunungan dan pepohonan, serta langit luas berbintang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline