Lihat ke Halaman Asli

Aymara Ramdani

Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Teluk Kiluan Via Laut Sembari Narkopian; sebuah Catatan Perjalanan

Diperbarui: 24 Agustus 2016   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411375267872154492

...Tampak ombak kejar mengejar menuju karang

...Menampar tubuh pencari ikan

...Semilir angin berhembus bawa dendang unggas laut

...Seperti restui jala nelayan

#Iwan Fals#

[caption id="attachment_360859" align="alignnone" width="720" caption="Futu taken aa culthon"][/caption]

Kembali, Narkopian mengadakan traveling. Kali ini kami berniat mengexplore Teluk Kiluan di Lampung. namun kawan kami mencoba hal baru untuk mengunjunginya. Yup...Kami mencoba jalur laut. Ini jelas akan membawa sensasi yang luar biasa bagi kami semua. Mungkin jika lewat darat kita semua sudah sering melakukannya.

[caption id="attachment_360861" align="alignnone" width="720" caption="Futu taken Indroo"]

1411375354759356244

[/caption]

Kami Tiba di dermaga Canti pagi hari sekira jam 08.00. istirahat sejenak sembari ritual narkopian dan sarapan untuk mengisi perut kami yang sedari tadi di kapal veri sudah menahan lapar. Selesai….kami segera bergegas menaiki kapal yang akan membawa kami mengexplore beberapa pulau. Pulau Legundi. Pulau Umang, Pulau Kelapa dan endingnya di Teluk kiluan. Pagi itu cuaca sangat cerah kawan. perlahan namun jangkar sudah diangkat dan kapal siap untuk berangkat. Ternyata cerahnya cuaca di pagi itu tidak selaras dengan gelombang di lautan itu kawan, karena ternyata lidah gelombang di pagi itu begitu besar. Hempasannya begitu kuat mengombang ambing perahu yang kami tumpangi dan membuat otot perut  kita bekerja ekstra keras menahan gempuran gelombang itu. Kapal miring kapten. Di ikutioleh kibaran lusuh merah putih.

[caption id="attachment_360862" align="alignnone" width="404" caption="futu taken by tegewae"]

1411375427343721964

[/caption]

Aku berpegangan erat. Dan aku kembali teringat pada moment dimana kami (Aku dan kang Tege) juga nyaris tenggelam di hempas badai gelombang ketika kami mengexplore Pulau Sangyang. http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/03/05/pulau-sangyang-the-hidden-paradise-of-banten-534350.html (jika kawan berkenan membacanya) terus demikian kapal kami di ombang ambing oleh gelombang yang memang dahsyat di pagi itu. Laju kapal kami berjalan perlahan sekarang karena tak kuat melawan arus tersebut. Lagi dan lagi hempasan gelombang membuat kami terayun-ayun tak pasti. Sementara Pulau Legundi, pulau yang akan kami tuju pertama kali belum terlihat, samarpun tidak. Ini jelas membuat beban psikologis kami bertambah. karena belum adanya kepastian dan kejelasannya. "Wanita itu memang suka coklat, tapi ia lebih suka kejelasan dan kepastian" lhooo...intermezo dikit kawan...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline