Lihat ke Halaman Asli

Arbi Sabi Syah

Jurnalis Komparatif.id

Aku Bukan Buaya Darat

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jujur, aku sering memujimu dan kau anggap itu rayuan. Lantas, kita sering bermesraan berdua ketika kau menerimaku yang kala itu memang benaran suka sama kamu. Aku tertarik benar dengan apa yang kau punya dan rasa-rasanya terlalu sayang untuk kulewatkan saat-saat indah berdua denganmu; saban malam!

Lambat laun hubungan kita pun semakin dekat. Kemesraan yang terjalin di antara kita telah mencapai titik yang kusebut intim banget. Kenapa kusebut sedemikian intim? Bukan apa-apa dan tak berlebihan, karena kita merasakan banyak hal berdua, dan kita saling memuaskan. Ini kelihatannya vulgar dan kurang ajar. Tapi, tunggu dulu, aku tak akan setuju bila kau menyebutku buaya darat ketika hubungan intim kita pun akhirnya bubar. Menurutku, ini sebuah akhir yang sungguh tidak menyenangkan, tidak pernah diharapkan, dan tragis benar.

Sebuah hubungan cinta sering berakhir tiba-tiba. Dan ketika kita ada dalam posisi demikian, apakah hanya aku yang pantas dijadikan kambing hitam? Bukankah, kita saling merasakan nikmat yang ditimbulkannya? Dan aku juga menderita kehilanganmu. Aku ingin kita terus bersama lewati banyak hal; hanya kau dan aku.

Terus terang, aku marah ketika beberapa teman kita menyebutku buaya darat. Mereka mendengar ceritamu dan kau setuju gunakan ungkapan yang tak lazim itu untukku.

Namun, aku legowo juga bila kau bahagia dengan menyebutku demikian. Kita sudah tidak lagi bersama dan aku tak mungkin penuhi semua keinginanmu lagi. Semoga kau temukan seorang lelaki yang baik dan mampu penuhi semua yang kau mau.

Sekadar kau tahu, aku perlu menegaskan pada semua orang bahwa diriku bukan tipe lelaki seperti itu. Aku bukan buaya darat! Juga, aku tak pantas disebut bejat. Bukankah, sebuah hubungan yang didasari cinta itu bukanlah sebuah kasus kriminal?

Aku tak biasa menjadikan seorang wanita sasaran empuk mendapatkan kepuasan yang bukan-bukan. Selamat menempuh hidup baru buatmu, dan maafkan segala khilaf dan salahku. Salam damai.[]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline