[caption id="attachment_283766" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi/Detiksport: Boaz Solosa taklukan Uruguay pada menit ke-17."][/caption] TAK BISA dipungkiri bagaimana heroiknya seorang Boaz Solosa ketika berhasil menyarangkan satu gol ke gawang Uruguay tadi malam. Meskipun hasil akhir berkata lain. Kita memang kalah telak dengan skor yang besar; 1-7. Namun, apakah para pemain Timnas Indonesia tidak berbuat apa-apa dan hanya diam di lapangan? Jika Anda mengatakan bahwa para pemain kita tak bisa bermain sepakbola tentu cara Anda menikmati pertandingan perlu dikaji ulang. Saya, dan beberapa rekan saya yang sedang menyaksikan langsung pertandingan bersejarah itu di depan layar Televisi begitu kagum saat Bomber andalah Indonesia, Boaz Solosa menjebol gawang La Celeste pada menit ke-17. Sebuah umpan dari Bambang Pamungkas dimanfaatkan dengan baik oleh Striker Persipura Jayapura itu dan mengubah aroma pertandingan menjadi semakin luar biasa. Dan teriakan pendukung terdengar begitu mengharukan mengelu-ngelu kesuksesan Timnas mengagetkan Uruguay. Gol inilah yang membuat Luis Suarez menghadiahi Boaz kaus kebanggaannya setelah pertandingan selesai. Anda bisa membacanya disini bagaimana Suarez menghargai pemain Nasional asal Papua tersebut. Timnas Indonesia, jika kita harus mengatakan lelah karena terlalu bernafsu di menit-menit awal pertandingan memang tidak salah. Tapi nafsu ingin mengalahkan Tim sekelas Uruguay adalah tekad besar yang sudah tertanam dalam tubuh setiap para pemain Indonesia sebelum turun ke lapangan. Ini berdampak positif pada kinerja tim pada 15 menit usia pertandingan Babak I. Terlepas dari hasil akhir yang menurut banyak orang tak wajar, tapi menurut saya wajar saja karena ini adalah pembelajaran berharga bagi kita, saya sangat bangga melihat semua pemain Indonesia yang menjadi "Starting Eleven" dan para pemain yang ada di "bench" melompat penuh cinta kepada Merah-Putih. Terus terang saya sangat ingin rasakan itu secara langsung. Boaz berhasil mampu membuat jutaan pasang mata terharu walau sekali lagi saya katakan kita harus akui keunggulan Tim Semifinalis Piala Dunia 2010 lalu itu. Para Pemain Indonesia telah berjuang mati-matian mempertahan panji sang saka merah putih dari gempuran para pemain dunia milik Uruguay. Kita patut memberikan pernghargaan atas dedikasi para seniman bola terbaik tanah air tersebut. Tim sekelas Perancis saja putus asa setengah mati saat gagal meruntuhkan tembok karang pertahanan tim berjuluk La Caleste tersebut. Saya kagum dengan semua pemain yang terlibat dalam pertandingan semalam. Mereka butuh jam terbang yang lebih tinggi lagi agar lebih bisa berbuat banyak untuk kita semua. Pertandingan seperti semalam perlu diperbanyaklagi dan tentu saja dengan membangun manajemen kepengurusan PSSI terlebih dahulu. Dalam sebuah pertandingan Sepakbola manapun sebuah kemenangan adalah incaran. Minimal hasil pertandingan setelah waktu normal selesai dimainkan adalah imbang. Itu mungkin saja harapan semua para pendukung sebuah Tim manapun di dunia. Jika memang kalah dalam pertandingan apapun sebuah tim tidak diharapkan gawangnya dijebol begitu sering, lebih dari setengah lusin. Itu adalah harapan-harapan yang sah-sah saja dari pencinta sepakbola termasuk di Indonesia. Kita ingin sekali melihat bagaimana Tim Kebanggaan kita mampu menyulitkan Timnas Negara lain. Namun, kita harus bersabar sampai induk Sepakbola kita yaitu PSSI benar-benar bisa lepas dari kukungan politik yang melilit tubuhnya. Bravo Sepakbola Indonesia. Salam Kompasiana.[Bahagia Arbi] Tulisan saya terkait tentang ini bisa dibaca juga: Sejarah Baru Melawan Pemain Kelas Dunia. Selama 2 minggu ini tulisan beberapa teman akan ikut meramaikan Ruang Mewah milik saya di Apartemen Bernama Kompasiana ini yang bisa Anda baca pada daftar berikut ini: @Della Anna Tolak Kapolri Baru Timur Pradopo! @Trihito Eribowo The Gunners Saksikan Lakers dari Pinggir Lapangan, Jelang Jerman lawan Turki: Tuan Rumah Siaga Satu. @Dinar Manaf Mendapat Hadiah dari Luis Suarez karena gol kejutan @Fidel Dapati G Bersembunyi dibalik RMS, Beberapa Tips Bertani, Mengapa Kolonel Ajie Nekat Bunuh Diri?, Ini seharusnya Pidato SBY soal Malaysia, Panen Tilang Menjelang Ramadhan, Timbangan Monyet, Diplomasi Ala Bung Karno, Diplomasi Tinja, Bukan karena Pahlawan, Meraba Agenda dibalik wacana, Membakar Uang Rakyat, dan beberapa tulisan lain yang bisa Anda baca di halaman milik teman saya yang paling produktif bin kreatif ini. @Ragile Bahasa Gaul Arab-Indo Preman Tanah Abang, Jokerseh, Gantian Dong Nyusu sama Admin!!!, Trend Rok Panjang Supermodel Suri Nathalia, Jikerseh: Tokoh Fiktif Tanpa Batas, Jokerseh Ngintip Tatto 2, Kamu koq belum hamil?, Balda Jorkeseh dan Tuljaenah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H