[caption id="attachment_295272" align="aligncenter" width="267" caption="Ilustrasi/images.google.com"][/caption] Ulfa tersayang, kamu pernah katakan sebuah kebenaran bahwa cinta tak hanya ada pada seorang wanita saja. Dan ini memang benar. Masih kuingat kebenaran itu sampai sekarang hingga diriku tak lagi berani mengatakan cinta pada seorang wanita pun setelahnya. Ulfa yang cantik, setelah sekian lama menggeluti dunia kewanitaan. Bertahun-tahun sudah aku pun mengerti bahwa cinta dan wanita selalu saja menarik untuk ditulis dan dibicarakan banyak orang di dunia. Meskipun, saat mengingat keduanya orang-orang masih belum mandi, masih menunda sarapan pagi, dan entah apa lagi. Ulfa yang seksi, walaupun kini dirimu tak sempat kujadikan istri. Tapi, percayalah bahwa bulu-bulu lembut ditubuhmu masih saja tak bisa kutemukan indah halusnya pada wanita manapun. Aku selalu suka menyentuhnya. Andaikan masih bisa kusentuh dan kubelai mereka, maka akan kulakukan sekarang. Ulfa yang bukan istriku, maafkan jika aku lancang nian mengungkit-ungkit tentang kisah lama dengan kesan-kesannya yang sangat aduhai. Belum lagi jika kupaksakan ingatanku lebih jauh menemukan banyak hal yang tak hanya sekedar bulu-bulu itu. Salam cinta masa lalu untukmu, Ulfa penuh rasa.[Bahagia Arbi] Tulisan lain tentang Ulfa dapat Anda baca disini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H