Lihat ke Halaman Asli

Arbi Sabi Syah

Jurnalis Komparatif.id

Pentingnya Pelatihan Penanggulangan Kedaruratan Pada Proses Persalinan

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu dan Anak

[caption id="attachment_273280" align="aligncenter" width="120" caption="Ilustrasi/Google: Ibu dan Anak"][/caption]

[caption id="attachment_273288" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi/Doc.Pribadi: Logo AHHF"]

Logo AHHF

[/caption]

Berdasarkan Survey kependudukan tahun 2007 menempatkan Indonesia pada urutan teratas dalam tingkat kematian Ibu dan Anak. Walaupun sudah banyak diupayakan penekanan terhadap itu masih saja kita belum mampu melakukan perubahan berarti. Masih banyak ibu hamil di daerah-daerah terpencil di Indonesia yang belum terbebas dari ancaaman kematian bagi dirinya sendiri dan bayi mereka.

Keadaan di Aceh

Tingkat kematian Ibu dan Anak di Aceh masih sangat memperihatinkan. Dalam artikel Harian Serambi Indonesia Edisi Minggu, 26 September 2010 disebutkan bahwa Sepanjang tahun 2009 saja, jumlah bayi yang meninggal mencapai 133 orang dengan berbagai penyebab kematian di Kabupaten Aceh Tengah per tahunnya.  Kasus ini juga terjadi di Kabupaten lainnya di Aceh meskipun tidak ada angka pasti untuk ini. Namun, kekhawatiran akan tingginya angka kematian Ibu dan Anak di Propinsi Paling Barat Pulau Sumatra ini  hanya bisa dihilangkan bila Program Pelatihan Penanggulangan Kedaruratan Proses Persalinan (PKPP) ini diselenggarakan lagi.

Program tersebut Sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam menunjang upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) no 4 dan 5 didalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah pencapaian angka kematian ibu menjadi 112/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 20/1000 kelahiran hidup. Dan salah satu upaya yang mungkin telah dan harus kita lakukan lagi adalah pelatihan penanganan kegawat daruratan maternal dan neonatal untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus   dalam menangani kasus kegawatan maternal dan neonatal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehataan republik Indonesia.

Pelatihan jenis itu sangat membantu para aktor yang terlibat langsung dalam proses penanganan kelahiran seperti Bidan Desa/Puskesmas, Bidan Rumah Sakit, dan Para Perawat untuk menghindari terjadinya kematian terhadap Ibu dan Bayi. Para petugas kesehatan tersebut yang bekerja di ruang persalinan Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik Kebidanan sangat membutuhkan pelatihan semacam ini agar kualitas penanganan proses kelahiran menjadi baik.

Oleh karena itu, dalam waktu dekat Lembaga Aceh Human Health Foundation (AHHF) akan segera merancang Program pelatihan ini untuk semua Bidan Desa dan Perawat Puskesmas yang bekerja di semua Puskesmas Pembantu (Pustu), PUSKESMAS Kecamtan, dan Rumah Sakit Kabupaten yang ada di seluruh Propinsi Aceh. [Bahagia Arbi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline