[caption id="attachment_247812" align="aligncenter" width="238" caption="lustrasi oleh Azam Raharjo: "Color Sketch of A Redhead""][/caption] APA yang merasuk ke dalam raga dan jiwaku malam itu hingga akhirnya kuputuskan membunuh Rindu dan Satria? Sungguh pada saat itu aku tak ingat apa-apa selain ingin menghabisi mereka berdua. Aku kalap. Sangat kalap. Aku telah salah karena mendengarkan bisikan setan yang menuntunku ke jalan yang sungguh menyesatkan. Aku terbakar cemburu buta luar biasa. Saat itu aku tak sanggup membayangkan bagaimana Rindu dan Satriaakan menikmati malam pertama mereka. Dan, aku sendirian tak dapat apa-apa. Sungguh, aku telah salah mengartikan sebuah kegagalan cinta! Hari ini genap tujuh belas hari RIndu dan Satria pergi meninggalkan dunia ini dengan ulahku yang begitu anarkis. Dengan tanpa belas kasihan kucabik-cabik tubuh Rindu dan kucopot jantungnya dengan sebilah belati itu. Sedangkan temanku melakukan hal yang sama pada Satria. Kami berdua begitu kejam mencabut kehidupan mereka dengan sangat sadis. Dan kini dibalik jeruji besi ini aku hanya bisa menunggu waktu untuk dieksekusi tim penembak mati itu untuk menyusul Rindu ke alam sana. Aku bahagia menjalani ganjaran yang setimpal ini untuk menebus perbuatan keji itu. Aku tak mau menghabiskan sisa hidupku tanpa mengingat sedikit pun tentang Rindu setiap hari. Semoga saat kami bertemu di alam sana dia mau memaafkan dosaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H