Lihat ke Halaman Asli

Alif Farhanudin

Penulis Lepas

Ini Yang Kamu Perlukan Jika Kamu Sering Dikecewakan

Diperbarui: 30 Desember 2023   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.freepik.com/free-photo/business-finance-employment-female-successful-entrepreneurs

Kita sebagai manusia yang hidup pasti memiliki tujuan entah dalam hidup atau apapun, karena jika kita tidak memiliki tujuan, apa yang kita lakukan tidak akan berarti dan hanya terasa hampa. Salah satu sumber motivasi untuk optimal dalam berusaha adalah harapan, tetapi di lain sisi banyak orang yang gagal terjebak salam sefl blame akibat kekecewaan yang mendalam dan tidak sedikit dari kita yang merasakan itu.

Dr fahrudin faiz dalam salah satu channel youtube tentang filsafat memberikan kata-kata bijak dalam hubungan antara harapan dengan kekecewaan yaitu "jika kamu tidak ingin kecewa ya jangan berharap, karena selalu di balik harapan ada kekecewaan, semakin dalam kamu berharap ya semakin dalam kamu kecewa, jadi cukup berharap secukupnya agar kamu tidak kecewa berlebih".

Kata-kata bijak diatas memang benar adanya dan menurut penulis perlu diperjelas lingkaran kendali yang dapat kita kendalikan dan tidak agar kita dapat memberikan harapan secara tepat meski memang sebaik-baik usaha belum tentu memberikan hasil yang kita inginkan, dan disamping itu penulis ingin menambahkan bahwa dalam hubungan harapan dan kekecewaan dengan kesuksesan ada dua poin penting yaitu kebesaran primer (karakter) dan kebesaran sekunder(personal).

Dewasa ini banyak sekali diantara kita mejadi orang lain agar tujuan kita tercapai dan bahkan memanipulasi orang lain agar mereka melakukan yang kita inginkan, sehingga dampak signifikan dari hal tersebut adalah kurangnya kepercayaan yang beredar diantara kita, dan untuk mengatasi hal tersebut kita perlu tahu bagaimana karakter dan personal individu tersebut.

Secara universal personal dan karakter adalah dua hal yang serupa tapi tidak sama, demikian karena personal adalah bagaimana orang lain melihat kita sebagai sosok individu seperti, kita adalah guru, kita adalah dosen, kita adalah marbot masjid, kita adalah intrepeneur dan lain sebagainya, sedangkan karakter adalah bagaimana orang lain menilai kita seperti kita adalah guru yang bijaksana, kita adalah dosen yang killer, kita adalah marbot masjid yang rajin, kita adalah entrenepeneur yang tidak kapitalis dan lain sebagainya.

Sehingga dengan melihat personal dan karakter individu orang lain maka kita sebagai individu yang memiliki harapan tidak akan mudah memberikan harapan yang tinggi kepada orang lain selama kita masih hanya tahu personalnya saja dan belum tahu betul bagaimana karakternya, dan dalam hubungnya dengan kesuksesan kita perlu sadari bahwa kita sebagai makhluk sosial tidak akan sukses tanpa bantuan atau keterlibatan orang lain, misalnya dalam kasus bisnis kita tidak akan mudah percaya atau memberikan harapan kepada pemasok jika kita masih tahu personalnya saja, dan begitu juga sebaliknya.

Kekecewasaan memang tidak tidak dapat kita hindari karena kita pasti akan selalu memiliki harapan, akan tetapi kita dapat mengurangi kekecewaan dengan tidak berharap lebih, dan bahkan kita dapat menempatkan harapan secara tepat jika kita tahu karakter individu atau orang lain yan terlibat dalam jalan kesuksesan kita agar kita terhindar dari self blame atau terpuruk dalam kekecewaan yang mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline