Kita dalam menjalankan dinamika kehidupan kita seperti sekolah, bekerja, istirahat (tidur) dan lain sebagainya akan selalu berkaitan dengan panca indera, seperti mata yang melihat tulisan di dalam buku dan tugas harian, telinga yang mendengar musik atau perintah atasan, lidah yang merasakan rasa manis, kecut dan pahit serta lain sebagainya.
Umumnya terdapat beberapa kejadian, nama orang, tempat, rasa yang terasa sering atau familiar ketika orang lain menyebutkanya, dan mungkin kita merasa itu de javu atau memang pernah dan sering kita temui seakan-akan itu terjadi kemarin, sedangkan kenyataanya itu adalah memori lama kita atau tidak pernah terjadi.
Kejadian tersebut adalah apa yang biasa disebut dengan illusi mengingat. Illusi mengingat adalah fenomena di mana seseorang merasa familiar dengan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah dialami atau dipelajari sebelumnya. Menurut Larry Jacoby, seorang ahli psikologi kognitif, illusi mengingat dapat dipengaruhi oleh persepsi tak sadar yang memicu rasa familiaritas tanpa kesadaran akan sumbernya.
Persepsi tak tanpa sadar yang terjadi pada diri kita biasanya muncul ketika kita dihadapkan dengan sesuatu yang sering terjadi, dimisalkan ketika kita dihadapkan dengan beberapa nama seperti agus, budi, nanda, dan rian. Tanpa sadar otak kita menyimpulkan bahwa salah satu atau semua nama tersebut dekat atau pernah kita temui, padahal pada kenyataanya kita munkin belum pernah bertemu dengan mereka.
Kejadian tersebut merupakan hal yang wajar terjadi diantara kita, tetapi jika itu berhubungan dengan keputusan yang penting alangkah baiknya kita menelaah ulang memori kita agar kita terhindar dari illusi memori yang dapat menyesatkan keputusan kita.
Untuk mempermudah mengatasi illusi mengingat yang berdasarkan Daniel Kahneman illusi mengingat terjadi karena sistem 1 pada otak kita, sedangkan cara mengatasinya adalah dengan system 2 pada otak kita. Sistem 1 dapat diartikan dengan perilaku intuitif yang didasari oleh perilaku kita yang sering menyebabkan keputusan implusif, sedangkan sistem 2 diartikan sebagai perilaku yang membutuhkan usaha lebih untuk melakukanya.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah illusi mengingat tanpa kita sadari terjadi dalam dinamika kehidupan kita, dan hal tersebut wajar adanya, bagaimana kita mengatasi hal tersebut adalah kita harus menelaah ulang apakah ingatan tersebut valid atau tidak, sehingga dengan mengoreksi ulang ingatan kita tidak tersesatkan dalam membuat keputusan dalam hidup kita.
Referensi:
Kahneman, D.,. (2011). Thingking Fast And Slow. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H