Lihat ke Halaman Asli

Ire Rosana Ullail

TERVERIFIKASI

irero

Indonesia Darurat Sampah hingga Konversi Limbah Organik Melalui Maggot

Diperbarui: 29 Agustus 2023   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arky Gilang Wahab, penggerak program konversi limbah organik, (kompas.id)

Permasalahan sampah masih saja menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia! 

Isu menyoal sampah kembali mencuat sejak keluarnya laporan Bank Dunia tahun 2020 di mana Indonesia disebut-sebut sebagai negara penghasil sampah terbesar ke 5 di dunia.

Data KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) di tahun yang sama menyebut jumlah timbunan sampah di Indonesia adalah sebesar 68,7 juta Ton per tahun. Sementara 41,27% dari jumlah tersebut merupakan sampah organik. Di sisi lain kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di beberapa titik di Indonesia berada dalam kondisi cukup kritis.

Sebut saja TPA Piyungan yang sempat ditutup karena kelebihan kapasitas pada juli 2023 lalu. Kasus tersebut sempat viral dan memunculkan istilah "Jogja darurat sampah".

Kabar lain datang dari TPA Cipayung Depok yang sempat longsor karena kelebihan kapasitas. Peristiwa ini membuat siklus pembuangan sampah warga Depok terhenti untuk beberapa minggu.

Melihat dari jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya, sepertinya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa "Indonesia darurat sampah" dengan kondisi TPA yang cukup kritis dan butuh penanganan segera.

Sampah khususnya organik, jika dibiarkan memiliki berbagai dampak negatif baik bagi kesehatan maupun lingkungan. Beberapa masalah yang mungkin muncul antara lain sarang penyakit, pencemaran air hingga polusi udara.

Tumpukan sampah organik juga berpotensi menghasilkan gas methane di mana dalam kondisi tertutup, kekurangan sinar matahari serta oksigen bisa menimbulkan ledakan. Salah satu kasus yang pernah terjadi antara lain ledakan di TPA Leuwigajah di Bandung tepatnya tanggal 21 febuari tahun 2005 lalu.

Akibat dari peristiwa tersebut 157 warga tewas serta ratusan rumah warga tertimbun longsoran. Peristiwa tersebut menjadi salah satu tragedi paling besar yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Itulah mengapa pemerintah menetapkan tanggal 21 febuari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.

Banyaknya permasalahan sampah rupanya menarik perhatian seorang Arky Gilang Wahab. Ia adalah salah seorang penerima SATU (Semangat Astra Terpadu) Indonesia Awards tahun 2021 dalam upaya menggerakkan sistem konversi limbah organik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline