Zainab : Kau pasti sedih dan menderita sekali dibuang dari kampung ini. Bagaimana caranya kau bisa melewati ini semua, Mid?
Hamid : Untuk melewati badai, kita harus terus berjalan Nab, bukan berhenti. Dan untuk terus jalan hanya ada 2 hal yang harus terus kita bawa : keyakinan dan cinta.
Dalam film "Di Bawah Lindungan Ka'bah" Hamid harus rela diusir dan dibuang dari kampung halamannya karena oleh para tetua dianggap melakukan tindakan yang tidak pantas yaitu menyentuh dan melecehkan, ia memberi napas buatan untuk Zainab yang tenggelam di sungai dan disaksikan oleh warga kampung.
Film "Di Bawah Lindungan Ka'bah" bercerita mengenai Hamid dan Zainab yang saling mencintai namun terhalang status sosial. Ibu Hamid adalah seorang pembantu dan bekerja di tempat keluarga Zainab. Hamid sendiri mendapatkan banyak bantuan biaya pendidikan dari keluarga Zainab
Perbedaan status sosial membuat ibu Hamid enggan memberikan restu karena dianggap hanya akan menyulitkan putranya saja. Sementara keluarga Zainab sudah menyiapkan calon suami dari keluarga terpandang dan masih punya ikatan saudara jauh untuk Zainab.
Dalam hubungan mereka yang semakin dekat, Hamid pernah mengutarakan niatnya kepada Zainab bahwa dirinya ingin sekali menunaikan ibadah haji. Perjalanan Ibadah haji masyarakat Sumbar kala itu ditempuh dengan jalur yang amat panjang. Pertama harus naik kereta dulu lalu di sambung dengan kapal laut.
Tak ayal banyak pula dari mereka yang pergi haji dan tidak kembali karena kapalnya karam di tengah laut. Ayah Zainab adalah salah satu korban dan harus meregang nyawa karena kapalnya tenggelam ketika hendak menunaikan ibadah haji.
Zainab secara tulus meminta doa kepada Hamid jika kelak impiannya ke tanah suci terwujud.
"Doakan aku agar aku menikah dengan lelaki yang aku cintai dan mencintaiku, Mid," ucap Zainab lirih sembari menatap laut.
Hamid adalah seorang yang pandai serta santun, ia bahkan menjadi salah satu dari 3 orang yang dinyatakan lulus dari Thawalib namun hanya karena menolong Zainab ia dinilai buruk dan diusir dari kampung halamannya.
Berlatar belakang tahun 1920, film ini banyak menggambarkan nilai-nilai hidup, cinta dan pengorbanan serta adat istiadat budaya Minangkabau.
Film "Di bawah Lindungan Ka'bah" adalah merupakan adaptasi novel dari Buya Hamka tahun 1978 dengan judul yang sama. Film ini sebelumnya pernah di release pada 1981 yang disutradarai oleh Asrul Sani dengan pemeran utama Cok Simbara dan Camelia Malik.