Lihat ke Halaman Asli

Ire Rosana Ullail

TERVERIFIKASI

irero

Pintar dan Bijaklah Mengatur Keuangan Selama Pandemi

Diperbarui: 4 November 2020   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: unsplash.com

Sudah pernah mencoba menghitung total belanja online kita di masa pandemi ini? Saya sendiri belum dan mulai begidik jika membayangkannya.

Ngeri aja.

Pandemi membuat pola hidup masyarakat berubah. Jika sebelum pandemi aktivitas digital adalah sebuah pilihan maka, sekarang sudah berubah menjadi sebuah tuntutan bahkan kebutuhan.

Penerapan social distancing pada masa PSBB, PSBB transisi dan new normal memaksa seseorang untuk beralih kegiatan dari yang dulunya offline menjadi online, mulai dari sekolah, kerja, belanja, hiburan, bahkan pengajian pun online.

Celakannya, aktivitas-aktivitas daring tadi rupanya cukup menguras kantong. Salah satu contohnya adalah pembelian pulsa dan kuota internet yang jumlahnya meningkat dibanding biasanya, kebutuhan akan hiburan seperti langganan TV berbayar serta adanya promo diskon dari berbagai macam toko yang membuat kita tergiur untuk terus berbelanja.

Tak berhenti di situ, di masa pandemi banyak hobi baru juga mulai bermunculan. Ada sepeda, berkebun, hingga masak masakan yang ke semuanya berbau sultan.

Teman-teman pastinya masih merasakan efeknya hingga sekarang, di mana para pesepeda dan penjual tanaman bermunculan baik di timeline maupun di jalanan.

Barisan penjual tanaman terlihat semakin banyak di sepanjang jalan. Sementara di bumi bagian lain, toko sepeda Maju Royal melalui akun official IG-nya mengklaim bahwa permintaan sepeda di masa pandemi ini adalah yang tertinggi di sepanjang sejarah 3 generasi.

Maka jangan ditanya ke mana saja uang-uang kita selama pandemi ini. Bisa jadi lari ke hobi-hobi baru tadi atau bisa pula lari ke hal-hal lain, seperti belanja online yang sebetulnya belum perlu-perlu amat.

Dr. Wisnu Wibowo salah seorang dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas Airlangga melalui kompas.com pernah mengungkapkan bahwa perkembangan aktivitas digital ekonomi memicu timbulnya demonstration effect yaitu kondisi di mana masyarakat terpengaruh secara psikologi karena masyarakat banyak melihat etalase dan transaksi produk dan barang-barang secara luas yang ada di berbagai marketplace ataupun yang sifatnya online shop.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline