Lihat ke Halaman Asli

Ire Rosana Ullail

TERVERIFIKASI

irero

Indonesian Idol, "Cendol Dawet" dan Jargon- jargon Dangdut yang Lain

Diperbarui: 14 Januari 2020   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : indonesian idol

Panggung Indonesian Idol Spekta Show Top 8 lalu heboh karena lagu "Cendol Dawet"alias pamer bojo yang dibawakan oleh satu peserta Top 8, Tiara. Penampilan Tiara tergolong spektakuler karena seluruh isi studio ikut berjoget dan merespon lontaran kata "Cendol Dawet," yang diteriakkannya.

Lagu "Pamer Bojo" belakangan memang viral dan trending di antara musik dangdut. Penciptanya tak lain adalah the godfather of brokenheart alias Didi Kempot. Kemampuan Didi Kempot dalam membuat lagu melow berbahasa Jawa memang tak bisa diragukan lagi.

Setiap lagunya ciptaannya sukses menancap di hati para "sobat Ambyar"( sebutan untuk fans Didi Kempot.) Sebutlah lagu legendaris seperti "Sewu Kutho", "Stasiun Balapan", "Layang Kangen", "Cidro" serta "Banyu Langit" yang membuat kesengsem setiap orang yang mendengarnya.

Dalam Bahasa Indonesia "Pamer Bojo" artinya pamer pasangan (bisa suami/istri).  Lirik aslinya memang tak mengandung kata-kata "Cendol Dawet", kata tersebut pertama kali dilontarkan oleh Abah Lala atau nama aslinya Agus Purwanto.

Penambahan kata secara spontan seperti itu memang sering terjadi khususnya di genre dangdut. Kata-kata seperti, "Hokya", "Bukak Sithik Joss", "Nggak Mau Pulang Maunya Digoyang," meluncur dari penonton secara spontan. Apabila terdengar pas dan enak maka akan banyak orang mengulanginya hingga menjadi berubah menjadi jargon/ slogan.

Abah Lala sendiri mengaku, memilih kata "Cendol Dawet" karena  bernuansa positif, pasalnya sebelum-sebelumnya banyak anak-anak turut mengulang jargon-jargon dengan kata-kata yang kurang pas dengan usia mereka, contoh saja kata "Bukak Sithik Joss" artinya "Dibuka sedikit akan lebih heboh."

Maksudnya antara lain banyak penyanyi dangdut -khususnya di daerah- yang masih berpakaian minim. Penonton sering berteriak secara spontan untuk membuka sedikit rok mini mereka. Lama-lama kata-kata semacam itu menjadi jargon yang sering diulang-ulang pada setiap penampilan. Tentu kita sedikit risih bila ada anak usia dini berteriak dengan menggunakan kata-kata semacam itu.

Sementara yang dimaksud "Cendol Dawet" tentunya adalah es "Cendol Dawet" yang sering kita beli. Mengapa jargon itu yang terpilih untuk melengkapi lagu "Pamer Bojo", sepertinya tak ada alasan khusus. Mungkin seperti yang saya bilang, kata semacam itu spontan keluar saja untuk memenuhi celah alunan yang kosong. Atau bisa jadi kata "Cendol Dawet" dirasa pas untuk meneruskan kata sebelumnya yaitu "...netes eluh".

Apapun itu "Cendol Dawet" sukses menggoyang Indonesia melalui Indonesian Idol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline