Sebagai wanita berhijab, outfit saya selama ramadan dan non ramadan secara konsep hampir bisa di katakan sama saja. Sehari-hari saya memakai gamis dengan jilbab tanggung atau jika harus bepergian jauh saya memilih kulot dipadu dengan tunik/ atasan yang menutup sampai ke pantat. Sudah islami dan yang terpenting menutup aurat.
Yang membedakan adalah, bahan-bahan yang sengaja saya utamakan dipakai saat salat tarawih. Rakaat salat tarawih di tempat saya rata-rata 23, dan untuk menunaikanya butuh waktu kurang lebih 1.5 jam. Waktu yang sedikit lebih lama dibanding salat fardhu lima waktu. Artinya selama itu kita memakai mukena. Tentu gerah tak terelakkan.
Apalagi jika masjid kita tidak memakai kipas angin atau AC. Maka agar tarawih tetap nyaman, perlu beberapa strategi dalam memilih outfit. Salah satunya adalah dengan memilih bahan mukena, baju dan jilbab yang dipakai.
Agar salat tarawih nyaman alangkah baiknya memilih mukena berbahan dingin seperti mukena bali. Hindari memakai mukena berbahan parasit karena sudah pasti menambah gerah.
Saya juga memilih baju/gamis berbahan adem, seperti contohnya bahan katun rayon. Saya sangat menghindari gamis berbahan kaos dan jearsy. Saat tarawih saya juga memilih baju yang simpel dan ringan sehingga lebih leluasa bergerak.
Untuk hari-harian saya menghindari jilbab dengan bahan semacam saten, Bahan saten membuat telinga berdengung dan tidak nyaman. Sebagai gantinya saya memilih jilbab berbahan crepe, paris turki, bubble, diamond dan lainnya.
Dengan pemilihan beberapa bahan di atas maka salat tarawih bisa lebih nyaman. Pintar memilih bahan berpengaruh pada kenyamanan aktivitas harian kita.
Inti dari berpakaian menurut islam adalah menutup aurat, jadi selain itu untuk hari-harian alangkah lebih baik kita memakai outfit yang tidak ketat dan menutup aurat. Semoga yang mau berhijrah dimudahkan sementara yang sudah berhijrah tetap istiqomah.