Lihat ke Halaman Asli

Ire Rosana Ullail

TERVERIFIKASI

irero

Target Puasa Saya Sebenarnya Sederhana

Diperbarui: 16 Mei 2018   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sekitar 20 tahun lalu, saya masih duduk di bangku kelas 4 SD dan target puasa saya kala itu sederhana, bisa puasa, tarawih sebulan penuh dan khatam Qur'an minimal satu kali selama ramadan. Tak dipungkiri, orang tua mengiming-imingi hadiah menggiurkan andaikan saya berhasil menjalankannya.

Naik di tingkat SMA target sederhana saya tadi rupanya tidak mudah dijalankan. Beberapa teman ada yang berpura-pura puasa, jadi selama di rumah mereka berpuasa sementara di luar rumah mereka makan suka-suka. Menolak ajakan membatalkan puasa tidak semudah mengemukakan soal prinsip kita.

Bagi anak SMA, solidaritas antar teman (meski itu buruk) kala itu sulit untuk diabaikan, jadilah sesekali saya membatalkan puasa. Alasan solidaritas dan takut dibully sesama teman rupanya menjadi godaan yang cukup kuat kala itu. Jadilah target utama saya saat itu yaitu bisa menghindari ajakan teman untuk membatalkan puasa serta meminimalisir alasan untuk tidak berpuasa.

Ketika bekerja, saya justru merindukan kembali target-target ramadan saya ketika masih kecil. Nyatanya target yang dulu begitu sederhana menjadi tidak mudah. Saya kerap lembur sehingga jarang ikut salat tarawih berjamaah.

Suasana pekerjaan juga sering menguras emosi sehingga target menahan emosi memerlukan banyak sekali upaya lebih dari biasanya. Alih-alih ikut tadarus di masjid dan mengkhatamkan Qur'an, sepulang kerja tubuh sudah rubuh dan ingin segera merebahkan badan.

Kini saat menjadi seorang ibu rumah tangga, saya tetap menetapkan target-target lama dan menambah yang baru. Namun, saya menyadari, bahwa target tidak bergeser jauh dari sebelum-sebelumnya, yang membedakan hanyalah kondisi kesulitan yang muncul samban tahunnya. Karenanya selain menetapkan target, saya juga menganalisis hambatan yang akan menghadang serta menetapkan antisipasinya.

Berikut target saya di bulan puasa kali ini ;

Salat tarawih berjamaah di masjid penuh selama bulan ramadan.

Semenjak tidak bekerja, saya tidak punya alasan meninggalkan tarawih karena lembur, salah satu rintangan yang kemungkinan menghadang adalah rasa capek dan malas. Pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga tentu tidak berhenti selama ramadan. Kami tetap bersih-bersih rumah, menyiapkan buka dan sahur, mencuci piring, menggosok pakaian, dsb.

Dalam kondisi tersebut, tetap konsisten berangkat tarawih tidaklah mudah, untuk itulah perlu niat yang lebih kuat. Jika perlu persiapkan catatan komitmen dan menempelnya di dinding besar-besar agar kita tidak lupa.

Mengkhatamkan Qur'an minimal 1 kali dan membacanya penuh selama ramadan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline