Lihat ke Halaman Asli

Antara Masa, Realita, dan Perintah-Nya

Diperbarui: 26 November 2022   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku lintasi pijakan...

Ku tempuh jalan ditemani matahari, dengan lumuran keringat membasah bumi
Angin begitu kencang
Fondasi hampir berguguran
Apakah kau tidak melihat org seblum kamu??
Padahal itu bukan ilusi
Sebuah realita!
Tapi nyatanya mereka menganggap syair belaka
Belakangan ini aku tertipu fatamorgana.
Karena terlalu mendamba
Hampir ku lupa siapa prioritas utama.
Kini ku pejamkan mata ku kuatkan asa untuk ku pulang kepada NYA.
Sungguh aku tak mampu berpura.
Hanya ingin tenang dan mengikuti NYA.
Takkan habis jika kau cari yang menyilaukan mata.
Bukan sekarang ragamu terasa.
Nanti, nanti saat tua renta
Dan sebenarnya
Semua seperti panggung sandiwara.
Aku ingin menemukan dia yg membawa asa hingga ke Syurga NYA.

Batam, 26 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline