Mungkin rekan2 kompasianer masih ingat, baru2 ini aku posting gambar Brian Park, sebuah taman luas terletak di antara 42 st dengan 5 th Ave, Manhattan.Sepintas lalu aku ceriterakan kenyamanan taman ini tanpa ada gangguan dari pengamen dan pengemis.
Namun kalau di banding dengan Central Park New York, maka taman ini tidak ada apa2nya.Brian Park sebagian besar di nikmati oleh pengunjung perpustakaan terbesar di NYC yang terletak di dalamnya, pejalan kaki juga singgah buat narik nafas, atau para karyawan di sekitar situ, pada ngobrol menikmati jam istirahat mereka.Sedang Central Park yang luasnya 3.41 km2, teramat luas dan di lengkapi dengan fasilitas dan akses yang mudah di capai dari segala sudut,hingga membuat hutan kecil ini menjadi salah satu kebanggaan kota New York City.
Adapun fasilitas yang tersedia buat kenyamanan pengunjung diantaranya:Tempat Persewaan Sepeda,lokasi memancing,Roller Skating,Lahan buat latihan yoga,Toilet, Concert, dan masih banyak lagi.
Sedang tempat2 menarik buat di kunjungi adalah:
-Patung tembaga, memperlihatkan seorang anak perempuan dan teman2nya berkumpul di dekat sebuah jamur besar.
-Patung kuda keemasan juga kita lihat pada bagian pintu masuk di antara 59 st dengan 5 tf Ave, nampak di gambar bawah.
--Tepi danau yang terletak di 72 st, juga banyak di kunjungi orang, selain buat bersantai, juga di sediakan mainan kapal2 kecil, di kemudikan pake remote control.
-Kebun Binatang, terdiri dari beberapa macam binatang, termasuk harimau.
-Padang rumput maha luas, hijau, dan mulus, seperti karpet, di gunakan orang buat rebahan, atau tidur2an.
-Dan masih banyak tempat lain yang kalau di jelajahi semua bisa makan waktu berhari-hari.
Kunjungan kami berdua di Central Park sebenarnya tidak di rencana.Karena lokasinya berdekatan dengan kantor Konsulat Indonesia di 68 st dekat 5 th ave, maka kami singgah, maunya sih sebentar, tapi ke jadinya lupah pulang.
Sebagai permulaan kami nongkrong dulu di sebuah bangku kayu dekat pintu masuk seraya memperhatikan kedatangan pengunjung lewat didepan kami.Cuaca panas membuat mereka berpakaian seadanya, ada pula anak muda tidak pakai baju sama sekali, berjalan acuh sambil nenteng skateboard. Tidak jauh dari kami terdapat satu tiang listrik dengan lampu klasik di pucuknya, sedang bagian tengah ada nomor telepon yang bisa di hubungi kalau keadaan gawat, seperti kecelakaan, orang sakit, atau kejahatan.Di sekitar kami tidak di jajali iklan, hanya nampak satu dua dan saling berjauhan.
Dan sewaktu aku bergeser sedikit di bangku, tertera informasi/pesan pada sandarannya, tertulis:
Roger, Mary dan Willie Kunkies
Pencinta Kota ini
Adalah teman akrab dan sejati
Dari: Jacquie dan David Manning
Puas cuci mata, kami jalan lagi, kali ini menuju sebuah kolam kecil, bundar, di mana beberapa bangunan/kiosk, seperti:
-Restauran dengan tempat duduk di luar ruangan, makanan siap saji menjual sandwich, juice, makanan nutrisi, dan minuman dingin.Juga ada persewaan remote control, di pakai buat menjalankan perahu2 kayu, seperti yang aku utarakan.
Kami berdua cukup lama disini sampai perut keroncongan m inta di isi, maklum sudah menjelang sore, sekitar pukul 3.15pm.Disini aku cantumkan apa saja yang kami lahap lengkap dengan harganya sebagai perbandingan dengan rupiah.
Harga makanan/minuman sih memang lebih mahal di Manhattan dari pada Queens, tempat tinggal kami.Bisa-bisa 2 atau 3 x lipat bedanya:
-Dengan kurs $ 1.00, sebesar Rp.13.000.-
-2 Hotdog, $ 2.00 Rp.26.000 .-
- 2 btl Air Aqua $ 2.00 Rp.26.000.-
- l kaleng soda, Ginger Ale, $ 1.00 Rp. 13.000.-
- 1 sandwich Timur Tengah, $ 8.00 Rp.104.000.-
- 1 gelas plastik Mix Juice, $ 8.00 Rp.104.000.-
Jumlah Rp. 273.000.-
Manhattan sebagai kota turis dengan predikat Ibu Kota Dunia, atau Kota Yang Tidak Pernah Tidur membuat para penjual makanan/minuman berkesempatan mematok harga sebisanya. Tidak terkecuali siapapun..Cuman kami amini saja, karena musim panas hanya datang sekali setahun.Manalagi, kalau di kamar terus akan terasa sumpek dan kepanasan.
dok'Hendra Josuf
dok;Hendra Josuf
doc;abc7news.com
dok;Hendra Josuf
dok;Hendra Josuf
13873144_1227463320610734_8845805371058301363_n.jpg?oh=a4463fee2bd5cfe15c482487f963f8c9&oe=5855499E
dok;Hendra Josuf14064132_1227465763943823_7854785341870772427_n.jpg?oh=a5edf35db647020aaa5e4625ad1a4418&oe=58566B89
rDok;Hendra Josuf(gambar istri,Dinah Taufan)Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI