Psikologi merupakan salah satu ilmu yang akan terus berkembang. Perkembangan yang dimaksudkan ialah perkembangan baik secara pemikiran maupun secara kajian empirik yang terdapat pada beberapa kalangan ahli psikologi yang banyak membuat dan mengembangkan teori dari kepribadian manusia sesuai dengan prespektif serta dari pengalaman pribadi ahli-ahli yang telah membangun teori. Aliran-aliran psikologi lahir karena adanya pemahaman dan keyakinan para ahli yang
berbeda-beda dalam memandang manusia, Dimana mereka memiliki sudut pandang yang berbeda dalam melihat
kepribadian manusia. salah satu teori yang ada yakni teori kepribadian milik Eysenck .
Eysenck adalah tokoh yang berpengaruh dalam bidang differential psychologists, dimana bidang tersebut mengidentifikasi sifat-sifat yang mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian seseorang. Teori analisis faktor yang dikemukakan oleh Hans J. Eysenck populer dengan sebutan gigantic three, yaitu sebuah konsep yang merujuk pada tiga faktor utama dari dimensi kepribadian, yakni Psychoticism (P), Extraversion-Introversion (E), Neuroticism (N), yang biasa disebut dengan PEN. namun ketiga faktor tersebut tdiak saling berhubungan, yang artinya ketiga faktor tersbut berdiri sendiri dan tidak mempengaruhi satu sama lain.
dijelaskan dalam (Gama) orang-orang memiliki sisi ekstrovert yaitu individu yang pandai bersosialisasi, sangat komunikatif atau suka berbicara, agresif, dan aktif dalam berkegiatan, sedangkan pada sisi ekstrim lainnya terdapat introvert yaitu
individu yang cenderung pendiam, pemalu, lebih nyaman saat menyendiri, dan tenang.
terdapat banyak perbedaan dalam antara kepribadian extrovert dan introvert, mulai dari sifat, sikap, interaksi sosial, gaya belajar, sampai dalam menggunakan jejaring sosial.
- Perbedaan Sifat
seseorang yang memiliki kepribadian Ekstrovert cenderung memiliki sifat lincah, asertif, mencari sensasi, riang, bersemangat, dan berani. tidak hanya itu saja orang yang memiliki tipe kepribadian ini biasanya memiliki sifat yang impulsive, senang bercanda, penuh gairah, cepat dalam berfikir, dan optimis.
orang yang memiliki tipe kepribadian Introvert sangat berbanding terbalik dengan kepribadian ekstrovert, karena individu yang memiliki tipe kepribadian introvert akan memiliki sifat tenang, suka mawas diri, pemikir, cenderung mudah stress, kurang percaya pada keputusan yang impulsif, lebih suka hidup teratur, suka murung, khawatir, kaku, sederhana, tenggang hati, terkendali, dapat diandalkan, menguasai diri dan selalu berusaha mempertahankan sifat-sifat baik untuk diri mereka sendiri. - Perbedaan sikap dan tindakan
Seseorang yang berkepribadian ekstrovert senang mengambil tantangan sehingga sering menentang bahaya, mereka senang menurutkan kata hatinya, dan biasanya suka akan perubahan, tidak banyak pertimbangan (easy going), semua perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol. Namun walaupun begitu Tipe kepribadian ekstrovert digambarkan sebagai individu yang karakteristik sikap jiwa berorientasi pada orang lain atau hal hal diluar dirinya sehingga mereka cenderung suka bersosialisasi
Introvert memiliki kontrol diri yang kuat, namun karena mereka lebih memperhatikan pikiran, suasana hati dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam diri mereka, sehingga memiliki keterpakuan terhadap hal-hal yang terjadi dalam diri mereka serta selalu berusaha untuk mawas diri, sulit dalam mengambil keputusan dan mengalami hambatan pada kualitas tingkah laku yang ditampilkan dan mereka lebih menyukai aktivitas yang tidak melibatkan orang-orang disekitarnya dan memberikan perhatian lebih berpusat pada diri sendiri. - Perbedaaan interaksi sosial
Ekstrovert tipe pribadi yang menyukai dunia luar, menyenangi interaksi sosial, beraktifitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar dan action oriented. Individu yang bertipe ekstrovert dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu sesuatu yang ada diluar dirinya, orientasinya tertuju keluar, pikiran, perasaan, serta tindakannya ditentukan oleh lingkungan baik lingkungan social maupun lingkungan non social, mereka bersifat positif terhadap masyarakatnya, hatinya terbuka karena mereka lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, hubungan dengan orang lain pun lancar dan mereka merasa nyaman berada ditempat keramaian.
Sedangakan introvert kurang suka bersosialisasi, selalu menarik diri dari pergaulan dan sering kali takut pada banyak orang sehingga jika terlibatpun dalam pergaulan mereka bersikap kaku. Persahabatan, walaupun sedikit tetapi intensif dan kesetiaannya terhadap teman sangatlah tinggi. Mereka juga cenderung jarang bercerita namun lebih suka mendengarkan orang lain bercerita, dan berfikir dahulu sebelum berbicara. - Perbedaan gaya belajar
Ekstrovert t lebih menyenangi belajar secara kelompok daripada belajar individual dikarenakan sifatnya yang senang bekerja sama dengan orang lain, dan dalam kelompok mereka cenderung dapat diandalkan sebagai pemimpin karena memiliki sifat kepemimpinan dan pandai dalam berbicara, mereka cenderung lebih banyak melakukan tindakan daripada merenung atau berpikir sehingga tak jarang memiliki minat pada bidang atletik/kinetik.
Introvert senang belajar sendirian daripada belajar kelompok
jadi kedua tipe kepribadian ini memilki perbedaan yang sangat jelas, seiap individu pasti akan menjadi salah satu dari tipe kepribadian tersebut. jadi kalau kamu tipe kepribadiannya gimana?
daftar pustaka
Gama, D., Barreto, H., Brando Pinto de Castro, J., Alkmim Nunes, R., Ribeiro Nogueira da Gama, D.,
Dias Barreto, H., de Alkmim Moreira Nunes, R., & Gomes de Souza Vale, R. (2018). Relationships
Between Personality Traits and Resilience Levels of Jiu-jitsu and Kickboxing Brazilian Athletes.
https://www.researchgate.net/publication/333022843
Rasyidah, N., Yakub, E., & Rosmawati. (2016). Pengembangan Materi Tipe Kepribadian Menurut Hans J. Eysenck untuk Siswa SMA/Sederajat. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 3(2), 1--15. http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=465196
Setiawan, B. (2020). Tinjauan Perilaku Kejahatan Berdasarkan Perspektif Tiga Dimensi Kepribadian P-E-N Dalam Teori Analisis Faktor Hans J. Eysenck. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Borneo, 2(2), 79--90. https://doi.org/10.35334/jbkb.v2i2.1765
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H