Lihat ke Halaman Asli

Veriana

Mahasiswi

Konflik Etnis Tionghoa dan Pribumi di Surakarta (1972-1998)

Diperbarui: 13 Desember 2021   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konflik Etnis Tionghoa dan Pribumi di Surakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1970-an, Surakarta merupakan salah satu tempat tujuan orang-orang China bermigrasi, kemudian ada sebagian dari mereka yang tinggal dan menetap hingga saat ini. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya ketegangan hubungan antara China (etnis Tionghoa) dengan masyarakat Surakarta dan sekitar. Di mana saat itu Kota Surakarta yang menjadi pusat terjadinya konflik diantara keduanya merupakan kota yang terkenal dengan sikap masyarakatnya yang lemah lembut, sopan santun, serta lebih mengedepankan keharmonisan. Masyarakat Surakarta dalam menjalin interaksi sosial terkadang timbul berbagai masalah yang menyebabkan kerusuhan, karena sikap lemah lembutnya yang agresif. Dalam realitas sosial orang-orang Tionghoa di  Surakarta senantiasa mendapatkan stigma dan citra jelek, padahal realitas kultural orang-orang  Tionghoa ikut berperan dalam pembentukan dan  pengembangan budaya Jawa (Rustopo, 2007:2).

Sebenarnya, konflik etnis Tionghoa dengan pribumi di Surakarta ini sudah terjadi sejak zaman penjajahan Belanda, sekitar tahun 1742-an yang dikenal dengan “Bedah Kartasura”. Saat itu konflik ini terjadi di Kartasura sebagai pusat Mataram yang menjadi pusat otoritas. Dari sifat permusuhan antar etnis ini pada akhirnya yang terlihat adalah konflik antara China (etnis Tionghoa) versus Pribumi. Saat itu pada masyarakat pribumi timbul kecemburuan ekonomi pada masa orba (orde baru) karena perekonomian (dalam skala nasional & skala lokal) ialah wilayah Surakarta yang mayoritas masih didominasi oleh mereka pengusaha-pengusaha Tionghoa. Di bawah  pemerintahan Orde Baru, ketegangan antara  orang Cina dengan penduduk pribumi terus  tumbuh sebagai akibat dari meluasnya jarak  antara yang kaya dan yang miskin dalam negara  serta upah rendah yang diberikan kepada pejabat  birokrasi, militer dan polisi (Onghokham,  2008:24).

1.2 Rumusan Masalah

  1. Mengapa Konflik Tionghoa dan Pribumi di Surakarta pada tahun 1972-1998 ini dapat terjadi?
  2. Bagaimana dampak dari Konflik Tionghoa dan Pribumi di Surakarta pada tahun 1972-1998?
  3. Bagaimana upaya pemerintah saat itu dalam menangani Konflik Tionghoa dan Pribumi di Surakarta pada tahun 1972-1998?


1.3 Tujuan Penulisan

  1. Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah “Pengantar Sosiologi”.
  2. Untuk menjelaskan teori apa yang sesuai dengan kasus Konflik Tionghoa dan Pribumi di Surakarta pada tahun 1972-1998.
  3. Untuk menjelaskan penyebab terjadinya Konflik Tionghoa dan Pribumi di Surakarta pada tahun 1972-1998.
  4. Untuk menjelaskan dampak akibat Konflik Tionghoa dan Pribumi di Surakarta pada tahun 1972-1998.

BAB II

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline