Lihat ke Halaman Asli

Merawat Bahasa

Diperbarui: 23 November 2016   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Merawat Bahasa

Facial, tubles, creambath, Green Hotel, Matahari Mall”, Anda pernah melihat tulisan-tulisan itu? Tentu pernah? Menurut Anda itu bahasa Inggris atau bahasa Indonesia? Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca tulisan-tulisan itu? “Apakah saya sedang di luar negeri?” Mungkin ya mungkin tidak. Tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan bahasa asing di ruang publik sudah sangat jamak, mulai dari penamaan-penamaan atau jenis pelayanan yang diberikan oleh sebuah usaha. Penggunaan bahasa asing yang mulai tidak terkendali di ruang-ruang publik tersebut dirasakan sangat meresahkan, bahkan mengancam keberadaan bahasa Indonesia di rumahnya sendiri. 

Bagaimana tidak? Kata-kata Indonesia yang seharusnya dikenal dengan baik oleh penuturnya justru tidak dikenal. Dengan begitu lama-kelamaan bahasa Indonesia makin terpinggirkan, tidak dikenal, dan akhirnya punah. Punahnya bahasa berarti punahnya sebuah negara.

Bahasa sejatinya menjadi wajah bagi sebuah negara. Bahasa dapat menunjukkan kepada seseorang dia sedang berada di mana. Di Inggris yang berbahasa Inggriskah? Di Jepang yang berbahasa Jepangkah? Di Spanyol yang berbahasa Spanyolkah? Atau di Indonesia yang berbahasa Inggriskah?  Upps.. Sebagai wajah sebuah negara, bahasa tentu perlu dirawat sehingga tetap mencerminkan negara itu. Negara Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sudah seharusnya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan bermartabat, terutama di ruang-ruang publik. Kepedulian para penggunanya menjadi cara yang sangat ampuh dalam merawatnya.

Berdasarkan data yang dapat kita lihat di lapangan bahwa tidak satu pun daerah di Indonesia yang tidak menggunakan bahasa asing di ruang publik. Bahkan, di suatu daerah di Tangerang kita akan merasa bahwa kita sedang tidak berada di Indonesia. Kita sedang berada mungkin di Korea atau di Jepang.  Miris!

Untuk merawat dan menjaga kelestarian bahasa Indonesia, hal utama yang harus dilakukan adalah pelindungan serius dari pemerintah dengan menjalankan peraturan perundangan yang sudah ada.  Perlu kesadaran dari pemerintah, termasuk warga, bahwa bahasa Indonesia merupakan jati diri yang harus dijaga kewibawaannya. Jika pemerintah dan warganya sudah sangat mempedulikan penggunaan bahasa Indonesia dengan sendirinya orang asing pun akan menghargai bahasa kita. Sebaliknya, jika kita sendiri tidak menghargai bahasa kita, jangan harapkan ada penghargaan dari orang asing.

Bukankah ketegasan diperlukan dalam merawat bahasa?    




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline