Lihat ke Halaman Asli

Getar / 1

Diperbarui: 3 Februari 2016   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu waktu tibalah diriku. Di dalam muram bayang semu. Begitu semu. Tepatnya, sangat semu. Hingga mata menghitam... dan hilang.

Bayangku memendar, jiwaku bergetar. Memandang seluruh raga yang bernyawa. Bertanya-tanya pada mereka. Di manakah dia berada?

Pagi hari /

Hari ini hujan. Pagi betul aku terbangun. Sebelum subuh. Mengingat-ingat kembali apa yang semalam kupikirkan.

Hujan di pagi hari menjadi penanda rindu bagi manusia-manusia sepertiku. Hatiku jadi ngilu. Lebih ngilu lagi bila mataku menangkap rintik-rintik hujan yang mendarat tak sempurna di jendela kaca.

"Adakah rindu yang bertepi,
yang berlabuh,
atau yang karam,
di tengah lautan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline