Penulis 1 : Arie Surya Gutama ,S.Sos., S.E., M.Si.
( arie@unpad.ac.id )
Penulis 2 : Astri Citra Tresnasari
( astri20001@mail.unpad.ac.id )
Penulis 3 : Melaty Rizqi Amalia
( melaty20001@mail.unpad.ac.id )
Semenjak adanya pandemi Covid-19, kondisi perekonomian di Indonesia mengalami ketidakstabilan pada kondisi harga pasar. Seperti yang kita ketahui, pandemi covid-19 sudah menyebar dalam kurun waktu satu tahun lebih di Indonesia.
Akibatnya, terjadinya dampak pada aspek sosial, politik, pendidikan, terutama kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. imbasnya terjadi pada semua kalangan, sehingga menimbulkan permasalahan yang serius, mulai dari anak-anak yang kekurangan gizi, terbatasnya sarana kesehatan yang dialihkan menjadi tempat isolasi, pendidikan yang dialihkan secara online/daring sehingga sekolah menjadi kurang efektif dalam pembelajarannya, banyaknya tenaga kerja yang terkena PHK mengakibatkan banyaknya tingkat pengangguran dan kemiskinan yang semakin tinggi di Indonesia. Hal ini menyebabkan masalah perekonomian menjadi kurang stabil.
Saat ini Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi karena lambatnya laju pertumbuhan ekonomi. Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia berdampak besar bagi semua orang. Krisis merupakan gambaran tentang penurunan kondisi ekonomi, yaitu menurunnya beberapa indikator ekonomi. Krisis ekonomi akan berdampak pada aktivitas pasar modal yang tercermin dari penurunan harga pasar saham dan indeks harga saham komprehensif (IHSG). Peran pemerintah dalam mendorong pembangunan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi (terutama di negara berkembang) dicapai melalui kebijakan moneter dan fiskal.
Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional, kesempatan kerja, investasi nasional, dan distribusi pendapatan nasional. Pada masa pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal yang ditujukan pada penerimaan dan pengeluaran nasional untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi.